Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Sopir Angkot Surabaya, Bertahan Hidup dengan Ngutang

Sopir angkot, Tuwono (39) mengaku sejak awal pandemik COVID-19, penumpang angkot sudah menyusut tajam. IDN Times/ Fajar
Sopir angkot, Tuwono (39) mengaku sejak awal pandemik COVID-19, penumpang angkot sudah menyusut tajam. IDN Times/ Fajar

Surabaya, IDN Times - Sambatan terhadap kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 terus mengalir dari masyarakat. Kali ini, keluhan itu diungkapkan oleh sopir angkutan kota (angkot) di Terminal Joyoboyo, Surabaya.

1. Hanya dapat uang Rp30 ribu sehari

Sopir angkot, Tuwono (39) mengaku sejak awal pandemik COVID-19, penumpang angkot sudah menyusut tajam. IDN Times/ Fajar
Sopir angkot, Tuwono (39) mengaku sejak awal pandemik COVID-19, penumpang angkot sudah menyusut tajam. IDN Times/ Fajar

Sopir angkot, Tuwono (39) mengaku sejak awal pandemik COVID-19, penumpang angkot sudah menyusut tajam. Apalagi sekarang ini ada kebijakan PPKM Darurat-Level, pendapatannya semakin anjlok. Dalam sehari, ia hanya bisa mendapatkan sekitar Rp30 ribu.

"Ya sehari cuma dapat Rp30 ribu, Ini (COVID-19) dampaknya luar biasa, kita mengharap rupiah kan dari jalanan, di jalan gak ada orang," tegasnya.

2. Penghasilan habis buat BBM angkot

Sopir angkot, Tuwono (39) mengaku sejak awal pandemik COVID-19, penumpang angkot sudah menyusut tajam. IDN Times/ Fajar
Sopir angkot, Tuwono (39) mengaku sejak awal pandemik COVID-19, penumpang angkot sudah menyusut tajam. IDN Times/ Fajar

Pendapatan itu, kata Tuwono, tidak cukup untuk dibawa pulang. Biasanya malah habis karena harus dibelikan bahan bakar motor (BBM) untuk angkotnya. Untuk menutupi kebutuhan makannya, ia terpaksa harus mencari pinjaman uang.

"Segitu kalau buat makan tekor," ucapnya.

3. Ingin segera pandemik berakhir, kebijakan pembatasan tak lagi dilanjut

Sopir angkot, Tuwono (39) mengaku sejak awal pandemik COVID-19, penumpang angkot sudah menyusut tajam. IDN Times/ Fajar
Sopir angkot, Tuwono (39) mengaku sejak awal pandemik COVID-19, penumpang angkot sudah menyusut tajam. IDN Times/ Fajar

Tuwono pun berharap kelada pemerintah untuk bisa segera mengembalikan kondisi seperti sedia kala. Ia juga ingin supaya kebijakan PPKM Level 4 atau sejenisnya tidak lagi diterapkan. Sehingga pendapatannya bisa kembali terdongkrak lagi.

"Saya keberatan (kebijakan PPKM Level 4), soalnya semuanya di tutup. Luar kota tidak bisa masuk. Itu (penutupan jalan) tidak perlu diperpanjang, yang penting prokesnya saja yang diperketat," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ardiansyah Fajar Syahlillah
EditorArdiansyah Fajar Syahlillah
Follow Us