Likuifaksi pasca gempa Palu. IDN Times/Rehuel Willy Aditya
Amien melanjutkan, gempa berkekuatan kecil juga tetap berbahaya, apalagi jika terjadi di perkotaan. Gempa seperti ini dapat memicu pergeseran tanah atau likuifaksi, amplifikasi, longsor, dan tsunami, serta kerusakan pada infrastruktur.
Menurut sejarahnya, likuifaksi terparah di Jatim pernah terjadi di daerah Lumajang. Maka dari itu, sangat ditekankan oleh Amien, supaya masyarakat kenal dengan macam bencana dan mitigasinya.
Bukan hanya gempa, prediksi tsunami dengan ketinggian 29 meter merupakan sesuatu yang sebaiknya diketahui lebih awal. Amien membuka catatan gempa dan tsunami yang pernah melanda Jatim gempa tahun 1994 sekuat M 7,8 dan menimbulkan tsunami setinggi 14 meter di Pancer, Banyuwangi.
Katalog tsunami BMKG mencatat bahwa tsunami pernah melanda pantai selatan Jatim sebanyak tiga kali di tahun-tahun sebelumnya. Dengan waktu tempuh air untuk sampai ke daratan seperti yang disebutkan sebelumnya, yaitu selama 20 sampai 25 menit.
Jika kondisi ini terjadi, maka hanya ada waktu sekitar 20 menit bagi warga pesisir untuk menuju tempat yang lebih tinggi, setidaknya setinggi 20 meter. “Penting edukasi terkait mitigasi yang dikenal dengan semboyan 20-20-20,” katanya mengingatkan.
Semboyan 20-20-20 sendiri merujuk pada antisipasi gempa. Jika gempa terasa selama 20 detik, tanpa perlu menunggu air surut, warga diminta segera menuju ke tempat dengan ketinggian minimal 20 meter. Sebab, waktu yang mereka miliki hanya sekitar 20 menit.
Sejarah gempa di Blitar dan Malang yang tercatat oleh BMKG. IDN Times/Faiz Nashrillah