Gedung Rektorat UM. (Twitter.com/UM_1954)
Rektor Universitas Negeri Malang (UM), Prof Hariono sangat mendukung langkah dari Mendikbudristek. Menurutnya UM telah menerapkan kebijakan yang sama sejak beberapa tahun lalu. Ia mengatakan jika ada mahasiswa yang memenangkan perlombaan atau karya ilmiah tingkat nasional ataupun internasional akan mendapatkan kompensasi agar tidak perlu pagi mengerjakan skripsi sebagai syarat kelulusan.
"Tahun lalu ada mahasiswa UM yang menyabet juara lomba mobil hemat energi level nasional, kami nilai karyanya ini melebihi skripsi, jadi kenapa tidak kita akui. Kemudian ada juga mahasiswa kami yang juara di Asian Games, menurut kami kenapa prestasi dia tidak diakui yang sudah selevel itu. Begitupun bagi mahasiswa yang menulis jurnal yang terakreditasi Sinta 2 atau 3" terangnya saat dikonfirmasi pada Kamis (31/8/2023).
Hariono menjelaskan jika kebijakan ini ternyata bisa mendorong para mahasiswa UM untuk berprestasi. Mereka menamakan ini sebagai program rekognisi atau ekuivalen. Program ini juga tidak hanya bisa diikuti mahasiswa S1, menurutnya jika ada mahasiswa vokasi yang membuat produk usaha atau hasil kerja konkret maka akan mendapatkan perlakuan yang sama.
Sementara untuk mahasiswa S2 dan S3 di UM saat ini belum mendapatkan perubahan terkait syarat kelulusan. Mereka masih diwajibkan untuk menulis jurnal sebagai syarat kelulusan. Namun, Hariono akan mempertimbangkan kebijakan ini untuk diterapkan pada mahasiswa S2 dan S3.