Surabaya, IDN Times - Menjadi mahasiswa baru, bagi umat Hindu merupakan hal yang sakral. Ada sejumlah prosesi spiritual yang dikenal dengan Simakrama yang artinya silaturahmi dan Upanayana sebuah upacara penyucian murid yang baru belajar Weda yang dilakukan oleh seorang Guru.
Di Surabaya, setidaknya dari 500 mahasiswa baru dari 16 kampus se-Surabaya mengelar upacara keagaaman itu. Kegiatan itu diinisiasi oleh Pengurus Cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia Surabaya (PC KMHDI Surabaya).
Mereka bersama-sama melakukan pendalaman materi dan pementasan seni antar sesama Hindu yang berlatar belakang berbeda seperti Hindu Bali, Hindu Jawa, Hindu Madura, hingga Hindu India.
Salah seorang peserta Simakrama di tahun 2018 lalu, yang juga turut hadir sebagai pembina atau asisten pendeta, I Gusti Bayu membagikan cerita perjalanan spiritualnya pasca mengikuti kegiatan Simakrama 2018. Ia mengaku mendapatkan suatu panggilan nurani setelah mengikuti ritual itu untuk turut aktif dalam kegiatan spiritual di Pura Segara Kenjeran Surabaya.
"Semenjak itu saya lebih care dan peduli terhadap keberlanjutan pemuda-pemuda Hindu yang ada di Surabaya untuk ngayah (mengabdi) yang membantu umat khususnya pemuda Hindu di Surabaya,” kata Bayu, Selasa (14/10/2025). Ia juga mengakui sering mengikuti berbagai kegiatan keumatan seperti kegiatan sosial, keumatan, hingga pendampingan pada generasi muda Hindu.
Salah satu bentuk nyatanya ia terpanggil terus mengabdikan dirinya pada kesenian. Dia sering didapuk menyumbangkan tari dalam upacara keagamaan. "Seperti ada panggilan khusus, saya mengisi kebetulan sesuai dengan passionku yaitu menari tarian suci Barong," kata Bayu.
Pada kegiatan pada kegiatan upacara peringatan suci Piodalan di Pura Segara Kenjeran pada 09 Oktober 2025 Bayu turut berpartisipasi pada tarian yang sakral dan suci tersebut bagi umat Hindu.
Karena, menari Barong tidak bisa diisi oleh sembarangan orang, sehingga memerlukan suatu proses untuk melakukan tarian tersebut. Ia mengungkapkan bagaimana perjalanannya menjadi penari Barong. "Saya memang sering bersembahyang di Pura Segara Kenjeran, aku waktu itu terketuk untuk ngayah (mengabdi) menjadi penari barong yang kebetulan dipercayai juga oleh pengurus pura," katanya.
Adapun Konferensi Mahasiswa Hindu Baru Simakrama dan Upanayana 2025 berlangsung pada Sabtu (11/10/2025). Acara ini bertujuan untuk menumbuhkan kebersamaan mahasiswa khususnya mahasiswa Hindu antar kampus di Surabaya.
Kegiatan ini bertema besar yaitu Satyam (Kebenaran), Siwam (Kesucian), dan Sundaram (Keindahan). Kegiatan ini menandai titik awal dan mulainya mahasiswa Hindu baru se-Surabaya.
Ketua PC KMHDI Surabaya, Ketut Rama Withadarma mengatakan kegiatan ini bisa menjadi sumber untuk peningkatan kualitas SDM muda Hindu dengan rangkaian FGD, bonding, dan penampilan seni kreatif. "Simakrama dan Upanayana merupakan suatu prosesi spiritual yang dijalankan agar mahasiswa baru secara resmi memulai perjalanannya sebagai mahasiswa.” ungkap Rama.
Tidak luput pula kegiatan ini dibuka dan dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak. Dalam acara itu, Emil mengatakan bahwa pentingnya mahasiswa di perantauan untuk meningkatkan dan memilah pergaulan yang baik serta menempuh pembelajaran dengan maksimal untuk membentuk mahasiswa yang berdaya saing dan berjiwa nasionalis.
“Maha dan siswa bisa dikatakan periode baru sebuah pelajar dan mahasiswa memiliki peran penting untuk bisa turut dalam pembangunan menuju Indonesia Emas 2045, sehingga sangat penting untuknya selalu menjaga diri dari lingkungan dan pergaulan yang negatif,”,ungkap Emil.
Kegiatan ini berlangsung pada 11-12 Oktober 2025 yang telah rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Selain itu kegiatan ini juga dihadiri oleh berbagai elemen tokoh umat Hindu seperti PHDI Provinsi Jawa Timur, WHDI Provinsi Jawa Timur, Kepala Bakesbangpol Provinsi Jawa Timur, dan berbagai tokoh Hindu lainnya.