Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-09-18 at 15.25.56.jpeg
Pembagian MBG di SMAN 15 Surabaya. Dok. Istimewa

Intinya sih...

  • SMAN 15 Surabaya menemukan paket MBG basi pada Kamis (18/9/2025).

  • Kepala Sekolah Johanes Mardijono membenarkan temuan paket makanan basi, namun tidak semua paket dalam kondisi basi.

  • Pihak sekolah segera berkoordinasi dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk evaluasi dan memastikan kondisi layak makan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surabaya, IDN Times - Permasalahan program Makan Bergizi Gratis (MBG) masih saja terjadi. Setelah siswa SMAN 2 Lamongan diduga keracunan MBG, kini giliran sejumlah paket MBG di SMAN 15 Surabaya yang ditemukan basi pada Kamis (18/9/2025).

Kepala Sekolah SMAN 15 Surabaya, Johanes Mardijono membenarkan bahwa memang ada temuan paket MBG basi saat diterima siswa. Ia menyebut kalau pelaksanaan MBG di sekolahnya memang terbilang baru. Hari ini saja, memasuki hari kesembilan program besutan Presiden Prabowo Subianto ini.

"Delapan hari kemarin sesuai harapan anak-anak. Hari kesembilan ini memang ada sayur yang mungkin nah itu tadi yang dianggap basi," ujarnya saat dikonfirmasi IDN Times.

Temuan paket makanan basi ini bermula dari siswa yang membuka kotak MBG. Beberapa mengeluhkan bau yang tidak sedap. Yang ternyata bau itu dari sayuran. "Kan aromanya (makanannya) itu ditutup, begitu dibuka menimbulkan aroma yang tidak sedap. Anak-anak gak berani makan," ungkap Johanes.

Kendati demikian, Johanes memastikan bahwa tidak semua paket MBG yang diterima dalam kondisi bagi. Ada makanan yang masih layak dimakan. "Tapi ada yang tidak (basi) ya dimakan. Gak 100 persen," katanya. Sementara untuk jumlah porsi yang basi, pihak sekolah masih mendata.

Yang jelas, lanjut Johanes, pihaknya segera berkoordinasi dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Ia ingin agar ada evaluasi. Sehingga, MBG yang diterima pada Jumat (19/2025), dalam kondisi layak makan.

"Karena tempat kita (SMAN 15 Surabaya) jumlah siswanya paling banyak, sebanyak 1.285 siswa. Sesuai petunjuk SPPG ada makanan ketika anak tidak suka agar tidak dibuang. Harus masuk ke tempat wadahnya. Nanti pihak SPPG itu bisa melihat mana yang tidak disukai. Ini nanti bisa dievaluasi," pungkasnya.

Editorial Team