Surabaya, IDN Times - Proses pencarian dan penyelamatan korban Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru resmi dihentikan pada Kamis (16/12/2021). Berdasarkan data Basarnas Surabaya, total telah ada 48 jasad ditemukan di lokasi dan 9 korban meninggal di rumah sakit. Selain itu, masih ada pula 36 orang yang dinyatakan hilang. Puluhan jiwa ini tentu bukan angka yang sedikit. Ratusan orang kehilangan anggota keluarga mereka akibat erupsi Gunung Semeru yang disebut tiba-tiba.
Ngatiyem (65), warga Dusun Curah Kobo'an, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo ingat bahwa ia tak menyadari adanya tanda-tanda akan terjadi erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021). Begitu juga dengan Saipul (41), tetangga Ngatiyem yang sedang santai bermain ponsel ketika peristiwa itu terjadi. Alhasil, mereka menghadapi bencana itu tanpa persiapan. Mereka berlarian ke sana ke mari tanpa tujuan.
Tak ada yang menyangka Semeru akan “batuk” dengan begitu dahsyatnya saat itu. Tak ada yang siap menyelamatkan nyawa, harta benda, dan ternak mereka. Tak sedikit juga yang harus kehilangan kerabatnya. Fatoyah, salah seorang warga berharap ia mendaat peringatan dini sebelum bencana itu terjadi sehingga setidaknya ia bisa menyelamatkan nyawa putranya, Bawon Triyono.
“Kalau ada (peringatan dini) ya sudah berangkat (mengungsi),” sebut Fatoyah kepada IDN Times, Kamis (9/12/2021).