Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Suasana Dusun Kamar Kajang, Desa Sumber Wuluh sekitar Gunung Semeru setelah erupsi pada Jumat (10/12/2021). (IDN Times/Aditya Mustaqim)

Surabaya, IDN Times - Proses pencarian dan penyelamatan korban Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru resmi dihentikan pada Kamis (16/12/2021). Berdasarkan data Basarnas Surabaya, total telah ada 48 jasad ditemukan di lokasi dan 9 korban meninggal di rumah sakit. Selain itu, masih ada pula 36 orang yang dinyatakan hilang. Puluhan jiwa ini tentu bukan angka yang sedikit. Ratusan orang kehilangan anggota keluarga mereka akibat erupsi Gunung Semeru yang disebut tiba-tiba.

Ngatiyem (65), warga Dusun Curah Kobo'an, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo ingat bahwa ia tak menyadari adanya tanda-tanda akan terjadi erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021). Begitu juga dengan Saipul (41), tetangga Ngatiyem yang sedang santai bermain ponsel ketika peristiwa itu terjadi. Alhasil, mereka menghadapi bencana itu tanpa persiapan. Mereka berlarian ke sana ke mari tanpa tujuan.

Tak ada yang menyangka Semeru akan “batuk” dengan begitu dahsyatnya saat itu. Tak ada yang siap menyelamatkan nyawa, harta benda, dan ternak mereka. Tak sedikit juga yang harus kehilangan kerabatnya. Fatoyah, salah seorang warga berharap ia mendaat peringatan dini sebelum bencana itu terjadi sehingga setidaknya ia bisa menyelamatkan nyawa putranya, Bawon Triyono.

“Kalau ada (peringatan dini) ya sudah berangkat (mengungsi),” sebut Fatoyah kepada IDN Times, Kamis (9/12/2021).

1. Peringatan dini diklaim sudah pernah disampaikan

Ilustrasi - Suasana Dusun Curah Kobo'an, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang yang dekat dengan puncak Gunung Semeru, pada Desember 2021. (IDN Times/Aditya Mustaqim)

Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kementerian ESDM, Andini mengatakan bahwa pihaknya sudah sempat memberikan peringatan dini mengenai naiknya aktivitas Gunung Semeru dua hari sebelum kejadian erupsi, tepatnya pada Kamis (2/12/2021). Dalam peringatan dini itu, PVMBG sudah mewanti-wanti akan adanya bahaya yang mengintai berdasarkan pemantauan dari Pos Pemantauan Gunung Sawu. 

"Imbauan itu sudah kami sampaikan dari 2 Desember melalui WhatApss Grup (WAG). Bahkan kami sudah bersurat ke Gubernur Jatim," ujar Andini, Minggu (5/12/2021).

Peringatan dini ini pun diakui Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Ia mengaku sudah menerima peringatan dini dari PVMBG. Namun, tak ada penjelasan lebih lanjut apa isi peringatan dini yang diterima dan bagaimana penyebarannya hingga ke masyarakat.

"Proses early warning system-nya sebetulnya sudah berjalan. Jadi, dari PBMVG di Gunung Sawur juga sudah terkonfirmasi, dari koordinator tambang sudah terkonfirmasi, dan kalau teman-teman melihat bahwa beberapa meter dari sini itu sudah ada papan bagaimana mereka mengetahui bahwa ini adalah jalur evakuasi. Artinya pada tataran mitigasi dan early warning system relatif ini sudah jalan," sebut Khofifah di Lumajang, Senin (6/12/2021).

2. Peringatan dini hanya berupa pesan teks

Editorial Team

Tonton lebih seru di