Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-09-29 at 18.36.14 (1).jpeg
Bangunan Ponpes Al Khoziny Buduran, Sidoarjo yang ambruk pada Senin 29 September 2025. (IDN Times/Zumrotul Abidin)

Intinya sih...

  • Taufan Saputra Dewa (13) selamat dari reruntuhan Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran Sidoarjo setelah terhimpit bongkahan beton selama tiga hari.

  • Sebelum ambruk, Taufan hendak melaksanakan salat asar dan terhimpit saat akan menyusul rakaat kedua.

  • Taufan yakin bisa bertahan dan diselamatkan oleh Tim SAR setelah tiga hari di dalam reruntuhan bangunan yang sempit.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sidoarjo, IDN Times -Tubuh remaja laki-laki itu masih terbujur lemas di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, Jumat (3/10/2025). Taufan Saputra Dewa (13) tidak menyangka masih diberi kesempatan hidup, menghirup udara segar setelah tiga hari terhimpit bongkahan beton Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran Sidoarjo yang ambruk pada Senin (29/9/2025) lalu.

Sebelum tragedi pondok pesantren tempatnya belajar ambruk, Taufan mengingat betul, sore itu ia hendak melaksanakan salat asar. Sang imam telah mengucap takbir. Sementara ia baru mengambil air wudu.

Taufan buru-buru menyusul di rakaat kedua. Belum sempat ia mengucap takbiratul ihram, suara gemuruh datang, seketika bangunan ambruk memporak-porandakan musala dan seisinya.

"Waktu kejadian itu (salat sudah) rakaat kedua, saya mau nyusul salat habis ambil wudu, sudah ketinggalan satu rakaat, mau nyusul, takbir (sudah ambruk)," kata Taufan.

Puluhan orang berlarian, tapi tidak dengan Taufan. Tubuhnya terhimpit puing bangunan. "Ada yang sudah keluar, saya mau lari itu sudah ketimpa (bangunan)," kata dia.

Sebuah lembaran seng menutup wajahnya dan hanya memberi jarak tiga jari. Seketika semuanya menjadi gelap. "Iya (waktu kejadian berada di ruang) sempit, atas ini (kepala) ada seng, jaraknya tiga jari (dari wajah)," tutur dia.

Kakinya sulit digerakkan karena ternyata ada bongkahan jatuh mengenainya. Tubuhnya kian terhimpit, Taufan hanya bisa pasrah.

Keajaiban datang, sayup-sayup ia mendengar suara petugas Tim SAR mendekatinya. Dengan penuh harap, Taufan yakin akan selamat.

Bongkahan bangunan memenuhi kanan kiri Taufan, Tim SAR pun kesulitan mengevakuasinya. Sembari menunggu proses evakuasi, Taufan terus bertahan melalui makanan, minuman dan oksigen yang terus disuplai kepadanya.

Selama tiga hari, ia bertahan dengan kondisi ruang yang sangat sempit. Tapi, Taufan yakin bisa bertahan dan Tim SAR bisa menyelamatkannya. "Saya yakin masih bisa hidup," kata dia.

Setelah tiga hari bertahan, Taufan akhirnya berhasil dikeluarkan oleh Tim SAR dari dalam reruntuhan bangunan.

Putra dievakuasi Rabu 1 Oktober 2025 sekitar pukul 19.18 WIB. Bergegas, petugas memasukannya ke dalam ambulans untuk kemudian dilarikn ke RSUD R.T Notopuro, Sidoarjo. Kondisinya per Jumat (3/10/2025) membaik, tapi kakinya masih diperban. "Semoga tidak ada kejadian (ambruk lagi), setelah ini tetap (melanjutkan) mondok," pungkas Taufan.

Editorial Team