Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Persiapan sebelum pelaksanaan pembelajaran secara tatap muka di SMPN 1 Ponorogo. Dok.IDN Times/Istimewa

Surabaya, IDN Times - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa angkat bicara mengenai isu klaster Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang disebut-sebut paling banyak terjadi di Jatim. Ia memastikan bahwa data tersebut merupakan data akumulasi sejak 14 bulan lalu dan sedang tidak terjadi saat ini.

1. Khofifah sebut Pemprov selalu kawal PTM dengan ketat

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meninjau pelaksanaan SKD CPNS di Graha Unesa, Selasa (14/9/2021). Dok. Humas Pemprov Jatim.

Khofifah menutukan bahwa 165 sekolah yang dimaksud menjadi klaster COVID-19 bukan terjadi selama PTM terbatas berlangsung dalam dua pekan terakhir ini. Data tersebut merupakan akumulasi yang terjadi sejak awal pandemik COVID-19.

"Data yang dikeluarkan Kemendikbud Ristek adalah data akumulasi selama 14 bulan terakhir, sejak tahun 2020 lalu. InsyaAllah, PTM di Jawa Timur dikawal cukup ketat," ujar Khofifah dalam akun Instagram resminya, Sabtu (25/9/2021).

2. PTM di Jatim dievaluasi terus

Ilustrasi sekolah tatap muka (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Lebih lanjut, Khofifah meyakinkan bahwa PTM terbatas yang dilakukan di Jatim diawasi dengan ketat melalui evaluasi secara berkala. Berdasarkan evaluasi yang mereka lakukan, hingga saat ini belum ditemukan klaster COVID-19 akibat PTM di sekolah.

"Secara berkala, Pemprov melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan PTM jenjang SMA/SMK atau SLB yang telah berlangsung selama lebih dari dua pekan ini. PTM dilaksanakan secara hybrid dengan menggabungkan konsep tatap muka dan daring," tuturnya.

Apalagi, lanjut Khofifah, saat ini kondisi COVID-19 sudah membaik berdasarkan asesmen Kementerian Kesehatan RI. Bahkan, Jatim merupakan provinsi pertama yang masuk dalam level 1 berdasarkan asesmen Kemenkes RI.

"Alhamdulillah, Jawa Timur saat ini level 1, dengan 23 daerah level 1 sisanya 15 daerah level 2 dan semua daerah resiko rendah atau zona kuning sehingga sekolah bisa melaksanakan PTM terbatas bertahap," tutupnya.

3. Klarifikasi soal data klaster PTM

Ilustrasi pelajar SMP Negeri.(Dok. SMP 5 Semarang)

Sebelumnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menemukan 1.303 sekolah menjadi klaster COVID-19 selama PTM terbatas. Data ini menggemparkan apalagi Jatim menduduki posisi nomor satu penyumbang klaster terbanyak. Namun, Direktur Jendral PAUD, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) Kemendikbudristek Jumeri telah mengklarifikasi miskonsepsi data tersebut.

"(Sebanyak) 2,8 persen adalah bukan data klaster pendidikan. Tetapi itu adalah data yang menunjukkan satuan pendidikan yang melaporkan lewat aplikasi kita, lewat laman kita bahwa di sekolahnya ada warga yang tertular COVID-19," ujar Jumeri dalam Bincang Pendidikan Virtual, Jumat (24/9/2021).

Editorial Team