Surabaya, IDN Times - Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, sering menyambangi Jawa Timur. Dalam sebulan, Sandiaga hampir tiap pekan berkampanye di berbagai daerah Jawa Timur.
Meski begitu, Tim Kampanye Daerah (TKD) paslon nomor urut 01 Joko "Jokowi" Widodo-Ma'ruf Amin Jatim merasa tidak khawatir dengan seringnya Sandiaga ke Jawa Timur. Ketua TKD Jatim, Machfud Arifin, mengomentarinya dengan santai.
Machfud Arifin dengan percaya diri mengatakan kunjungan-kunjungan Sandiaga di Jatim tidak akan mempengaruhi suara Jokowi-Ma'ruf. Pasalnya, para pemilih Jokowi-Ma'ruf sudah cukup militan.
"Gak ngefek. Di Jawa Timur gak ngefek begitu sama Pak Sandi," tegasnya saat ditemui di Posko TKd Jatim, Jumat (22/2).
Menurut Machfud, pemilih Jokowi-Ma'ruf di Jatim telah cukup solid. Alasannya, para relawan dan kepala daerah yang mayoritas masuk dalam struktur TKD Jatim ikut membantu meyakinkan pemilih.
"Saya punya keyakinan bupati punya pengaruh terhadap perolehan suara. Kekuatan bupati sangat mendominasi. Itu memang budaya di Indonesia," tuturnya yakin.
Machfud memberi contoh, pada tahun 2014 suara Jokowi memang kalah di beberapa daerah Jatim. Ia menilai salah satu faktor utamanya adalah kepala daerah yang tidak berasal dari partai pendukung Jokowi.
"Saya punya keyakinan bupati punya pengaruh terhadap perolehan suara. Ini dari sejarah 2014. Saat itu, Gresik bupatinya Golkar, kami kalah. Bojonegoro bupatinya PAN, kami kalah. Lamongan Demokrat, kami kalah. Artinya punya benang merah kan?" jelasnya.
Namun, menurutnya keadaan tahun 2014 tersebut kini telah terbalik. Pasalnya, 36 dari 38 kepala daerah di Jatim berasal dari partai Koalisi Indonesia Kerja.
"2019 ini semua mayoritas milik Pak Jokowi di Jawa Timur. Demokrat juga ada Pakde Karwo yang sudah rilis, kok," tuturnya.
Untuk memperkuat kesolidan pemilih, Machfud tak segan-segan menyentil kepala daerah yang tidak mau turun mengkampanyekan Jokowi-Ma'ruf. Ia telah melaporkannya kepada ketua-ketua partai.
"Sudah mulai banyak yang kampanye. Seperti Tuban dan Lamongan. Ada yang terang-terangan ada juga yang masih sembunyi-sembunyi. Harus rela berkorban lah, kan mereka jadi juga karena partai pengusung," tuturnya.