Anies Baswedan saat mengunjungi Ponpes Darul Muttaqin. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)
Pria 54 tahun ini juga menyinggung soal petani di Indonesia yang selama ini masih jauh dari kata sejahtera. Menurutnya sangat aneh petani yang memberi masyarakat Indonesia kebutuhan pokok berupa nasi malah kesulitan untuk menabung. Ia mengatakan kalau petani Indonesia sering tekor karena harga pupuk yang terus naik.
"Kita sudah lama memiliki masalah, tapi selalu dianggap bukan masalah. Petani itu gak bisa nabung, itu masalah puluhan tahun, ini adalah problem turun-temurun yang harus kita selesaikan. Ini tidak ingin menyalahkan satu orang, ini salah kita semua sebagai bangsa," bebernya.
Anies kembali menganalogikan Indonesia sebagai rumah yang kotor dan semrawut, tapi karena pemilik rumah melihat kebersihan bukan hal penting, lama-lama sampah dianggap bukan masalah. Lalu ketika ada tamu yang datang dan mengajak bersih-bersih, tapi tuan rumah malah tersinggung. Menurutnya, tuan rumah tidak perlu tersinggung karena itu adalah niat baik.
"Ya jangan tersinggung karena anda itu sudah terbiasa hidup banyak masalah, kalau ada tamu mengajak bersih-bersih ya jangan tersinggung, ayo bereskan sama-sama. Jadi kalau pemerintah dengar ini jangan tersinggung, ini adalah masalah bersama-sama. Cuma terlanjur masalah ini menahun, sehingga tidak dianggap masalah," tegasnya.
Menurutnya Indonesia belum menerapkan prinsip keadilan pada petani. Keadilan ini agar petani yang menanam dapat rezeki yang cukup, yang menjual dapat penghasilan cukup, dan yang membeli dapat kepuasan. Keadilan bukan urusan mendaki-daki, tapi urusan sederhana yang harus dikerjakan dalam kebijakan nasional Indonesia.