Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Fitria Madia

Surabaya, IDN Times - Nampak tak ada yang istimewa dari gapura Jalan Peneleh gang VII, Surabaya. Gapuranya menyerupai bentuk rumah berwarna putih lengkap dengan genteng merah di atasnya. Siang itu terlihat dua mobil bertengger di depannya, sama seperti gang-gang perumahan lain. Namun siapa sangka, di dalam gang itu tersimpan memori Bapak Bangsa, Ir Soekarno atau Bung Karno dalam penemuan jati dirinya untuk perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.

Terletak di Jalan Peneleh gang VII nomor 29, sebuah rumah berdinding putih dengan pagar kayu hijau berdiri. Rumah itu merupakan kediaman Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto, seorang pahlawan nasional yang disebut sebagai Radja Djawa Tanpa Mahkota oleh para penjajah kala itu. Di rumah itu pula, Soekarno muda ngekos sembari menemukan semangat hidupnya untuk memperjuangkan nasib bangsa.

1. Rumah kos Soekarno kini menjadi museum HOS Tjokroaminoto

IDN Times/Fitria Madia

Di bagian depan rumah terdapat sebuah plakat berwarna emas bertuliskan "Rumah Hadji Oemar Said Tjokroaminoto" lengkap dengan penjelasan singkatnya. Ketika kaki melangkah memasuki rumah, suasana kuno langsung terasa pekat. Perabotan rumah semuanya bernuansa klasik.

Di sisi kanan rumah terdapat empat buah kursi kayu pendek yang mengelilingi sebuah meja bulat. Sementara sisi kiri dindingnya dihiasi potret lawas rumah beserta denah dan penjelasannya.

Rumah ini diketahui sebagai salah satu cagar budaya Pemerintah Kota Surabaya. Pada November 2017, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menyulapnya menjadi sebuah museum yang menceritakan sosok Tjokroaminoto dan Soekarno selama di Surabaya. 

"Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Museum HOS Tjokroaminoto diresmikan oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Surabaya, 27 Nopember 2017," sebut sebuah marmer hitam bertinta emas.

Di dalam otobiografi Soekarno yang ditulis oleh Cindy Adams berjudul "Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia", rumah HOS Tjokroaminoto merupakan indekos Soekarno selama menempuh pendidikan di Hogere Burger School (HBS) Surabaya dalam kurun waktu 1915-1921. Selama 6 tahun itu, Soekarno menjadi anak didik Tjokroaminoto dalam rumah yang disebutnya buruk.

"Gang kami namanya Gang 7 Peneleh. Pada seperempat jalan jauhnya masuk ke gang itu berdirilah sebuah rumah buruk dengan paviliun setengah melekat," ujar Soekarno mendeskripsikan rumah Tjokroaminoto

2. Banyak tokoh perjuangan yang tinggal di rumah tersebut

Editorial Team

Tonton lebih seru di