Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250930-WA0068.jpg
Proses evakuasi korban Ponpes ambruk di Sidoarjo. (IDN Times/Khusnul Hasana)

Intinya sih...

  • Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, melaporkan 100 korban ambruknya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo.

  • Korban ditangani di lima rumah sakit berbeda dengan rincian jumlah pasien yang dirawat inap, sudah pulang, dirujuk, dan meninggal dunia.

  • Pemprov Jatim mendirikan Crisis Center untuk merespons kondisi wali santri yang kalut mencari informasi anak-anaknya dan menurunkan tim Emergency Medical Team (EMT) untuk membantu evakuasi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sidoarjo, IDN Times - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menyampaikan perkembangan terbaru jumlah korban pasca ambruknya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Hingga Selasa (30/9/2025), pukul 11.00 WIB, tercatat sebanyak 100 korban telah teridentifikasi, terdiri dari 26 pasien masih dirawat inap, 70 orang sudah pulang, 1 orang dirujuk, dan 3 korban meninggal dunia.

"Proses evakuasi masih terus berlangsung tanpa henti. BPBD, Basarnas, TNI, Polri, serta relawan lintas organisasi terus bekerja keras untuk memastikan seluruh korban bisa dievakuasi,” ujar Khofifah.

Berdasarkan data BPBD Jatim, korban ditangani di lima rumah sakit berbeda, dengan rincian, RSUD RT Notopuro Sidoarjo 40 korban (8 rawat inap, 30 sudah pulang, 2 meninggal dunia). RSI Siti Hajar: 52 korban (11 rawat inap, 39 sudah pulang, 1 meninggal dunia, 1 dirujuk ke RS Sakinah Mojokerto). RS Delta Surya 6 korban seluruhnya masih rawat inap. RS Sheila Medika 1 korban sudah pulang. RS Unair: 1 korban masih rawat inap.

Selain itu, untuk merespons kondisi wali santri yang kalut mencari informasi anak-anaknya, Pemprov Jatim bersama pengasuh pondok mendirikan Crisis Center di lokasi pesantren. Pusat layanan ini menampung data pasien, memfasilitasi komunikasi dengan keluarga, dan menyalurkan informasi terbaru.

Khofifah memastikan biaya perawatan seluruh korban ditanggung pemerintah. “Layanan kesehatan non-RSUD akan dicover Pemprov, sementara RSUD Sidoarjo ditanggung Pemkab. Dinas Kesehatan sudah mengkonfirmasi ke rumah sakit bahwa semua pasien akan ditangani tanpa kendala,” jelasnya.

Selain itu, Pemprov juga menurunkan tim Emergency Medical Team (EMT) untuk membantu evakuasi, memberikan pertolongan pertama, hingga memastikan alur rujukan berjalan lancar. Tim DVI dari Polda Jatim juga disiagakan untuk identifikasi korban.

Editorial Team