Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-09-29 at 18.36.14.jpeg
Muhammad Rijalul Qoib (13), salah seorang santri Ponpes Al Khoziny yang selamat dari reruntuhan ambruknya gedung pesantren. (IDN Times/Zumrotul Abidin)

Intinya sih...

  • Rijalul Qoib, santri pesantren Al Khoziny yang selamat dengan menyusuri celah reruntuhan bangunan 3 lantai.

  • Ambruknya bangunan terjadi setelah kegiatan ngecor bagian paling atas, sehingga truk molen kelebihan menuangkan material cor di bangunan tersebut.

  • Proses evakuasi masih berlangsung, jumlah korban akibat ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren Al-Khoziny mencapai 79 orang, satu orang meninggal dunia.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sidoarjo, IDN Times - Dari puluhan korban yang berhasil dievakuasi dalam insiden ambruknya bangunan pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, ada salah seorang santri yang selamat dengan menyusuri celah-celah reruntuhan bangunan 3 lantai itu. Salah seorang sanri itu adalah Muhammad Rijalul Qoib (13).

Rijal saat itu bagian dari santri yang tengah berjamaah di musala bangunan tengah lantai bawah. Dia mebbagikan cerita penyelamatan diri dari reruntuhan.

"Saya mau lari (dari tempat salat) ke perwuduan (untuk menyelamatkan diri usai mendengar suara batu), belum sampai. Terus apa, atap itu kena muka saya," ungkapnya di lokasi.

Rijal lalu meneruskan langkahnya untuk menyelematkan diri. Dia menemukan celah-celah untuk keluar dari ruruntuhan. Sambil ia memperhatikan arahan temam-teman santri lain yang bisa selemat lebih dulu.

"Mumpung masih selamat saya mencari slempit-slempitan (celah ruang). Terus ada, ada yang bilang, lewat sini, lewat sini. Ya udah Saya ke situ," kata Rijal.

Santri asal Sampang Madura itu menuturkan detik-detik bangunan tiga lantai itu ambruk. Bahwa, sesat sebelum bangunan ambruk ada kegiatan ngecor bagian paling atas. Sepertinya truk molen kelebihan menuangkan material cor di bangunan paling atas. Sehingga, tak berapa lama, ambruk.

"Awalnya kan ada truk ngecor, mau ngecor yang paling atas. Nah, diisi langsung full, gak setengah dulu. Terus, pas itu langsung jatuh, gitu," ujar Rijalul, Senin (29/9/2025). Melihat bangunan ambruk yang berawal dari pojok, Rijalul langsung berlari keluar. Ia sempat tertimpa reruntuhan atap.

Siswi kelas 7 MTS itu mengatakan bahwa hanya lantai dasar yang ditempati oleh para santri untuk salat jamaah asar sebelum ambruk. Ia menyebut ratusan santri yang mengikuti jamaah.

"Banyak, ratusan orang mungkin yang mau salat. Saat itu saya dengar ada suara batu yang jatuh. Terus, tambah banter (kencang) suaranya," katanya.

Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Al Khoziny, KH Abdus Salam Mujib membenarkan bahwa ada pengecoran pada bangunan yang ambruk itu.

"Ini pengecoran yang terakhir saja, itu jebol. Ya, hanya itu. (Proses pembangunan) sudah lama, sudah 9 bulan. Kurang lebih 9 sampai 10 bulan," ujar Salam Mujib.
Sampai berita ini ditulis, proses evakuasi masih berjalan. Tim Sar secara begantian melakukan tanggap darurat penyelamatan para korban yang masih terjebak di dalam reruntuhan.

Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur (Jatim) sendiri, telah memastikan jumlah korban akibat ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, mencapai 79 orang. Dari jumlah tersebut, satu orang dilaporkan meninggal dunia.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, mengatakan korban-korban tersebut kini dirawat di dua rumah sakit berbeda. “Sejauh ini kami melakukan pendataan, dari data yang ada, kami temukan kurang lebih 79 korban. 79 itu terbagi di dua RS, RS Siti Hajar ada 45 korban, kemudian RSUD Sidoarjo ada 34. Jadi secara keseluruhan 79 korban,” ujarnya, Senin (29/9/2025).

Editorial Team