Konferensi pers perang sarung di Kota Malang. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)
Kapolsek Lowokwaru, Kompol Anton Widodo menceritakan jika kejadian ini bermula pada Senin (11/3/2024) di salah satu SMK di Kota Malang. Seorang siswa SMK berinisial GT bercerita kepada RE bahwa ia di-bully karena selalu kalah bermain game FF. Kemudian RE ini menemui orang yang membully tersebut untuk melakukan klarifikasi. Anak yang ditemui RE kemudian bertemu LT dan menceritakan bahwa ia baru saja ditemui RE.
"Kemudian RE dan LT ini bertemu dan sepakat untuk melakukan perang sarung tanggal 13 Maret 2023 di dekat Lapangan Futsal Widyagama. Rencananya perang sarung ini akan dilakukan setelah Maghrib," terangnya saat melakukan konferensi pers pada Minggu (17/3/2024).
Pada hari yang ditentukan, RE terkejut karena LT membawa pasukan yang berbadan besar. Karena khawatir akan kalah, ia kemudian pulang dan mengambil golok yang ada di rumah. Ia menyimpan golok ini ke dalam jok dan menemui kawan-kawan yang siap melakukan perang sarung.
"Sekitar pukul 19.00 WIB anak-anak yang akan melakukan perang sarung ini tiba di titik yang ditentukan. Tapi warga yang melihat ada yang aneh karena ramai-ramai, mencoba melerai dan melapor ke Polsek Lowokwaru. Untungnya petugas yang datang berhasil menggagalkan aksi ini," bebernya.