Rekonstruksi pembunuhan mahasiswi UM. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)
Danang mengatakan ada 18 adegan yang diperagakan tersangka mulai dari pesta minuman keras yang dilakukan tersangka dan teman-temannya tidak jauh dari TKP pembunuhan. Kemudian tersangka pamit dari lokasi pesta miras untuk membeli rokok. Lalu tersangka menuju ke rumah kos milik neneknya dan mencoba membuka pintu kamar kos namun terkunci, lalu ke kamar sebelah yang ternyata terbuka.
Pada adegan keempat, tersangka naik ke lantai 2 dengan maksud mencari makan akan tetapi tidak ada makanan, kemudian tersangka memiliki niat mencuri barang milik penghuni kos. Di adegan kelima tersangka menuju pintu kamar korban yang terletak paling ujung dan saat itu tidak terkunci. Pada adegan ketujuh, tersangka masuk dan mulai menggasak handphone korban, tapi korban tiba-tiba terbangun.
Pada adegan kedelapan dan kesembilan, tersangka membekap tubuh korban di atas kasur kemudian menusukkan pisau yang ia bawa dari dapur lantai 2. Pada agenda kesepuluh, korban menusukkan pisau ke dada dan leher korban hingga ia tewas. Kemudian di adegan kesebelas, korban mengambil handphone korban dan membawa pisau berlumuran darah ke dapur lantai 2. Kemudian adegan selanjutnya menunjukkan tersangka mencuci pisau dan mengembalikan ke dapur.
"Pada adegan 13, tersangka turun melalui pintu sebelah kos. Kemudian pada adegan 14 dan 15, tersangka melihat CCTV di sekitar musala dan memanjat pagar untuk merusak CCTV, kemudian membuang CCTV ke gerobak sampah di adegan berikutnya," ujar Danang.
Kemudian pada adegan 16, tersangka pulang ke rumah pamannya. Lalu di adegan 17, tersangka keluar rumah pamannya untuk menjual handphone korban. Dan di adegan terakhir ia menjual handphone tersebut di Pasar Barang Bekas Comboran seharga Rp570 ribu.
Danang mengatakan jika keseluruhan adegan sudah sesuai fakta-fakta saat pemeriksaan. Tidak ada fakta-fakta baru yang ditemukan saat rekonstruksi. "Fakta yang kita dapatkan sudah cukup dan sinkron dengan rekonstruksi ini," ujarnya.