Surabaya, IDN Times - Jawa Timur (Jatim) mencatatkan capaian tinggi dalam dua program strategis nasional, yakni Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG). Hingga awal Desember 2025, realisasi kedua program tersebut menempatkan Jawa Timur di jajaran provinsi dengan kinerja terbaik secara nasional.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Jatim, Saiful Islam, menyampaikan bahwa realisasi Program Makan Bergizi Gratis di Jawa Timur menjadi yang tertinggi ketiga secara nasional. Hingga 10 Desember 2025, anggaran yang terserap mencapai Rp1,34 triliun.
“Program MBG di Jatim telah menjangkau 5,96 juta penerima manfaat,” ujar Saiful.
Penerima manfaat tersebut terdiri dari anak sekolah dan santri sebanyak 5.657.939 jiwa, balita 196.364 jiwa, serta ibu hamil dan ibu menyusui sebanyak 101.362 jiwa. Program ini dinilai tidak hanya berdampak pada peningkatan gizi masyarakat, tetapi juga mendorong perputaran ekonomi lokal.
Saiful menjelaskan, ribuan pelaku usaha terlibat sebagai pemasok dalam program MBG. Total terdapat 5.629 supplier yang berpartisipasi, terdiri dari 2.419 UMKM, 620 koperasi dan Koperasi Merah Putih, 160 BUMDes dan BUMDesma, serta 2.430 supplier lainnya.
“Ini menunjukkan program MBG tidak hanya menyasar aspek kesehatan, tetapi juga menggerakkan ekonomi kerakyatan,” jelasnya.
Selain MBG, capaian Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Jatim juga tergolong tinggi. Hingga 7 Desember 2025, realisasi PKG menempatkan Jatim di peringkat kedua nasional.
Tercatat sebanyak 12.111.150 jiwa telah mendaftar atau setara 28,77 persen dari target, dengan jumlah kehadiran mencapai 11.676.375 jiwa atau 27,74 persen. Target sasaran PKG Jawa Timur pada 2025 sendiri ditetapkan sebesar 36 persen.
Secara persentase, Kota Mojokerto menjadi daerah dengan tingkat pendaftaran tertinggi, yakni mencapai 87,74 persen dari total sasaran.
Berdasarkan jenis kelamin, penerima layanan PKG didominasi perempuan sebesar 55,1 persen, sementara laki-laki sebesar 44,9 persen. Dari sisi kelompok usia, Dewasa III perempuan berusia 40–59 tahun menjadi kelompok penerima layanan terbanyak, yakni mencapai 1.105.706 jiwa atau 17,62 persen dari total peserta.
Saiful menegaskan, capaian tersebut menunjukkan komitmen kuat pemerintah daerah dan pusat dalam meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Jatim secara berkelanjutan.
