Ramadan, Permintaan Cincau Hijau Melejit di Ponorogo

Ponorogo, IDN Times – Bulan Ramadan membawa berkah bagi pelaku usaha kuliner, termasuk Winaryo (48), seorang pembuat cincau hijau asal Desa Serangan, Kecamatan Sukorejo, Ponorogo. Tahun ini, permintaan cincau hijau buatannya melonjak drastis dibandingkan hari biasa. Bahkan, ia kini bisa memproduksi hingga ratusan kilogram per hari.
1. Pesanan melonjak hingga luar kota

Jika di hari biasa Winaryo hanya memproduksi 10 hingga 50 kemasan cincau hijau, kini selama Ramadan, ia harus memenuhi pesanan hingga 500 kilogram per hari. Lonjakan permintaan tak hanya berasal dari Ponorogo, tetapi juga dari Madiun, Solo, hingga Jombang. "Alhamdulillah, Ramadan ini pesanan meningkat. Paling jauh sampai Solo, Madiun, dan Jombang," ujar Winaryo, Rabu (5/4/2025). Cincau hijau buatannya dijual dengan harga Rp10 ribu per kemasan. Proses pembuatannya pun tetap sederhana dan alami, tanpa bahan pengawet.
2. Cara membuat cincau hijau

Menarut Winaryo, pembuatan cincau hijau sebenarnya sangat mudah. Dimulai dari pemetikan daun cincau dari kebun. Daun tersebut kemudian dibersihkan, direndam sebentar di air panas, lalu dimasukkan ke air dingin sebelum diperas. "Air hasil perasan kemudian disaring dan dikemas agar tetap terjaga kesegarannya. Masyarakat bisa membuat dan mencobanya sendiri di rumah," ujarnya.
3. Favorit untuk berbuka puasa

Wiwit Yulianti, salah satu pelanggan setia Winaryo, mengaku repot bila harus membuat sendiri. Ia mengaku pilih membeli cincau hijau di sana. ''Saya sering beli di sini karena alami dan tanpa bahan pengawet, cocok untuk menu berbuka keluarga," katanya.
Menurut Wiwit, selain menyegarkan, cincau hijau juga dikenal memiliki manfaat baik untuk pencernaan, sehingga banyak dicari sebagai minuman berbuka puasa. Dengan permintaan yang terus meningkat, usaha Winaryo pun semakin berkembang, menjadikannya berkah tersendiri di bulan suci ini.