Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Detik-detik angin puting beliung terbentuk di atas langit Kecamatan Kwadungan Ngawi. IDN Times/ Istimewa.

Ngawi, IDN Times – Sebuah fenomena alam menghebohkan warga Kecamatan Kwadungan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Angin puting beliung yang tampak mulai terbentuk di langit sontak membuat warga panik. Namun, bukannya lari, mereka justru kompak meneriakkan "Cleret Taun!". Teriakan itu adalah sebuah seruan khas yang diyakini dapat membubarkan angin puting beliung sebelum mencapai daratan.

Kejadian yang berlangsung sekitar pukul 15.00 WIB itu terekam dalam video amatir warga dan dengan cepat menjadi viral di media sosial. Dalam video, terlihat pusaran awan membentuk tali di langit, sementara sejumlah warga yang sedang diguyur hujan deras berulang kali meneriakkan kata-kata tersebut.

1. Teriakan tradisional untuk mengusir puting beliung

Detik-detik angin puting beliung terbentuk di atas langit Kecamatan Kwadungan Ngawi. IDN Times/ Istimewa.

Siti Fatimah, warga Desa Simo, Kecamatan Kwadungan, mengatakan bahwa peristiwa ini berlangsung sekitar lima menit. Saat itu, angin bertiup sangat kencang di sekitar desanya serta di Desa Waruk Kalong. "Ya tadi anginnya kencang banget, itu diteriaki 'Cleret Taun' karena kata orang terdahulu biar angin lisusnya nggak jadi terbentuk," ujarnya, Kamis (13/2/2025).

Benar saja, beberapa saat setelah diteriaki, angin yang semula tampak membentuk pusaran menghilang tanpa menyebabkan kerusakan berarti di Desa Simo. "Alhamdulillah di sini gak ada apa-apa. Banyak warga yang neriaki, terus gak lama anginnya reda," tambahnya.

2. Puting beliung terbangkan atap rumah warga

Atap rumah warga diterbangkan angin puting beliung. IDN Times/ Istimewa.

Meski di Desa Simo angin menghilang tanpa dampak, puting beliung sempat menyentuh tanah di Dusun Waruk, Desa Warukalong, Kecamatan Kwadungan. Akibatnya, sebuah atap rumah warga yang terbuat dari seng galvalum terbang terbawa angin.

Di lokasi ini, warga juga meneriakkan "Cleret Taun" dengan harapan angin segera menghilang. Minatun, salah satu warga Dusun Waruk, menjelaskan bahwa teriakan ini merupakan tradisi turun-temurun yang sudah dilakukan oleh para leluhur mereka. "Dulu itu ada lanjutannya, mbah-mbah dulu kalau ada angin kayak gini diteriaki 'Cleret Taun, dhadung pedot tali oyot!' Tujuannya sama, biar anginnya nggak jadi turun," jelas Minatun.

3. Ada mitos dilarang menunjuk langsung ke angin puting beliung

Atap rumah warga diterbangkan angin puting beliung. IDN Times/ Istimewa.

Selain meneriakkan "Cleret Taun", ada satu pantangan yang diyakini warga terkait fenomena ini. Menurut Minatun, angin puting beliung yang masih berada di langit tidak boleh ditunjuk dengan jari. "Kalau ada angin kayak gini, jangan sampai ditunjuk. Nanti malah menghampiri," tuturnya.


Hingga kini, meski sempat menimbulkan kepanikan, angin puting beliung di Kecamatan Kwadungan tidak menimbulkan kerusakan yang berarti. Warga pun kembali beraktivitas seperti biasa, dengan rasa syukur bahwa fenomena alam ini berlalu tanpa membawa bencana besar.

Editorial Team

EditorRiyanto