Sopir angkot di Kota Malang menggeruduk Kantor DPRD. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)
Serikat Sopir Indonesia (SSI) Kota Malang, Habibi menjelaskan kalau sebelumnya Sutiaji telah menjanjikan akan memberikan subsidi selama 3 bulan dari bulan Mei 2023 sampai Juli 2023. Subsidi tersebut berupa uang tunai Rp300 ribu per bulan pada setiap sopir angkot. Tapi pada bulan Juli 2023, subsidi tersebut macet atau belum terbayarkan, padahal pada 2 bulan sebelumnya lancar-lancar saja.
Oleh karena itu, mereka datang ke Kantor DPRD Kota Malang untuk melakukan audiensi dengan anggota dewan. Mereka meminta anggota dewan bisa membantu mereka menuntut subsidi yang belum cair kepada Wali Kota Malang.
"Kita datang untuk menagih janji tersebut. Karena kompensasi yang dijanjikan kurang satu bulan," terang Habibi saat aksi pada Selasa (01/08/2023).
Mereka juga mengeluhkan masih aktifnya Bus Halokes (Sekolah) yang masih menjemput para siswa di Kota Malang secara gratis. Para sopir angkot mengatakan kalau keberadaan bus tersebut mengganggu mata pencaharian mereka. Padahal, Sutiaji sebelumnya berjanji akan menonaktifkan bus tersebut setelah para sopir angkot melaju demo besar-besaran untuk menolak penerapan jalur satu arah di Kayutangan.
"Kemarin kan katanya dihentikan, tapi nyatanya aktif lagi (Bus Halokes). Saat kami tanyakan lagi katanya hanya untuk mengangkut outing class (pembelajaran di luar sekolah), tanya nyatanya tidak," bebernya.