Konsolidasi PDIP terkait pilkada di kantor DPD PDIP Jatim, Surabaya, Minggu (30/8/2020). IDN Times/Ardiansyah Fajar
Sambutan Hasto kian menguatkan kalau kedatangannya pada konsolidasi ini dikhususkan untuk Pilkada Surabaya semata. Padahal, ada 19 perwakilan DPC PDIP kabupaten/kota di Jatim yang hadir dalam konsolidasi. Berulang kali Hasto menyebut perihal Kota Pahlawan di depan kader partai termasuk Tri Rismaharini dan Whisnu Sakti Buana.
Pujian demi pujian disampaikan oleh Hasto tentang perkembangan pesat Surabaya. Menurutnya, hal itu tidak lepas dari peran pemimpinnya. Dia menyebut peran Bambang DH wali kota periode 2002-2010, Risma wali kota periode 2010-2020, serta Whisnu pendamping Risma. Semuanya luar biasa. "Surabaya begitu banyak terima penghargaan," kata Hasto.
"Bahkan ada orang Sumatera Utara yang datang, dia bilang Kota Surabaya pas jadi Ibu Kota NKRI," dia melanjutkan kemudian diiringi gemuruh tepuk tangan. Risma dan Whisnu juga terlihat kompak tepuk tangan.
Hal tersebut yang menjadi dasar kehati-hatian Megawati menentukan gaconya di Pilkada Surabaya. Pihaknya tidak ingin figur yang diusung mempunyai kepentingan dengan pengusaha "hitam". Atau justru, PDIP tumbang dan tonggak kepemimpinan dipegang pesaingnya.
"Nanti bisa saja dengan kekuasaannya, tiba-tiba Surabaya diubah. Dibangun jalan tol tengah kota, taman-taman digusur. Sungai yang bersih jadi limbah industri karena pengelolaan tata kota yang sembarangan. Kemudian muncul lobi-lobi politik, pengusaha hitam jadi sponsor-sponsor di dalam kontestasi politik. Kami tidak ingin seperti itu!," tegasnya.
Menurut Hasto, Surabaya harus dipimpin figur yang punya integritas tinggi, visi, dan jiwa kerakyatan. Maka, pasangan calon dari PDIP di Kota Pahlawan sudah ditimbang matang oleh Megawati. Semua rekomendasi menjadi hak prerogatif Ketum PDIP itu. "Siapa yang diputuskan, wajib menaati itu," kata dia.
Tak hanya menaati, semua kader partai harus mendukung penuh calon yang berkontestasi pada pilkada. Termasuk di Pilkada Surabaya nanti. Hasto sempat menyinggung perihal dirinya yang diberitakan sedang tarik ulur jago dengan Risma. Dia menepis semua isu tersebut.
"Padahal di PDI Perjuangan ini kami tidak mengenal tarik tambang politik, tambang yang kami angkat untuk mengangkat kesejahteraan rakyat," ucapnya.
Namun, dia mengakui kalau ada beberapa usulan yang masuk kepada dirinya. Mulai dari tokoh agama sampai tokoh masyarakat terkait figur yang seharusnya diusung PDIP pada pilkada tahun ini. Semua usulan itu dipastikan Hasto telah diteruskan ke Ketum PDIP.
"Tokoh agama menghubungi saya, saya sampaikan ke Ibu Mega," bebernya.