Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
20251029_171909.jpg
Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak sampaikan keterangan soal Ponpes Situbondo ambruk. IDN Times/Ardiansyah Fajar.

Intinya sih...

  • Atap asrama putri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani di Situbondo ambruk akibat hujan deras dan angin kencang.

  • Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak meminta penjelasan teknis dari pemerintah daerah setempat terkait dugaan keretakan bangunan akibat gempa.

  • Pihak berwenang melakukan asesmen lanjutan untuk memastikan keamanan struktur bangunan lainnya di kompleks pesantren dan berkoordinasi dengan Kementerian Agama terkait rehabilitasi fasilitas ponpes.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Situbondo, IDN Times - Insiden ambruknya atap asrama putri di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani di Kecamatan Besuki, Situbondo, masih menjadi perhatian publik. Selain dipicu hujan deras dan angin kencang pada Rabu (29/10/2025) dini hari, muncul dugaan bahwa bangunan tersebut sebelumnya telah mengalami keretakan.

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak menegaskan terkait dugaan adanya keretakan bangunan akibat gempa, ia meminta agar penjelasan teknis disampaikan langsung oleh pemerintah daerah setempat setelah proses asesmen lapangan rampung.

“Biar pemerintah Kabupaten Situbondo menyampaikan informasi yang lengkap dan akurat berkaitan dengan hal ini," ujarnya, Kamis (30/10/2025).

Yang jelas, mantan Bupati Trenggalek ini menyampaikan bahwa pihaknya menerima laporan bahwa ambruknya asrama putri ponpes di Situbondo tersebut lantaran cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin.

“Kami menerima informasi cuaca buruk. Tentunya sekali lagi cuaca buruk yang seperti apa, teknisnya bagaimana, biar pemerintah Kabupaten Situbondo yang kemudian menyampaikan keterangan terlebih dahulu,” katanya.

Kendati demikian, Emil menyampaikan duka cita mendalam atas peristiwa tersebut, terutama atas meninggalnya satu santriwati berusia 13 tahun. "Kita menyampaikan turut berduka tentunya atas adanya korban, termasuk yang satu yang meninggal dunia dari peristiwa di Situbondo,” katanya.

Sebelumnya, Wakil Bupati Situbondo, Ulfiyah, telah menyebut bahwa atap asrama ambruk setelah hujan deras disertai angin kencang. Bangunan juga diduga melemah akibat retakan sejak dua kali gempa mengguncang daerah tersebut dalam satu bulan terakhir.

Sementara itu, BPBD bersama tim teknis bangunan masih melakukan asesmen lanjutan untuk memastikan keamanan struktur bangunan lainnya di dalam kompleks pesantren tersebut. Kemudian juga berkoordinasi dengan Kementerian Agama terkait bantuan rehabilitasi fasilitas ponpes.

Editorial Team