Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kondisi Kelurahan Tlogomas saat terjadi sweeping. (IDN Times/Istimewa)
Kondisi Kelurahan Tlogomas saat terjadi sweeping. (IDN Times/Istimewa)

Malang, IDN Times - Polresta Malang Kota menyebut aksi sweeping di beberapa titik di Kota Malang pada Minggu (25/06/2023) malam dipicu peristiwa terbunuhnya mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang, Krisnael Murri (23) asal Sumba Barat Daya.

Rekan-rekan korban turun ke jalan membawa kayu hingga senjata tajam mencari pembunuh Krisnael Murri yabg terbunuh pada Minggu dini hari di belakang Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) atau tepatnya di Desa Tegalgondo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.

"Jadi kejadian (pembunuhan) di Tegalgondo, Kabupaten Malang. Tapi situasinya berkembang sampai ke Kota Malang," terang Kabag Ops Polresta Malang Kota, Kompol Supiyan saat dikonfirmasi pada Senin (26/06/2023).

1. Polresta Malang Kota sebut aksi sweeping dilakukan mahasiswa asal NTT secara spontan

Kabag Ops Polresta Malang Kota, Kompol Supiyan. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Supiyan mengkonfirmasi jika aksi sweeping di beberapa titik di Kota Malang dilakukan oleh rekan-rekan Krisnael Murri yang sama-sama berasal dari Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Aksi ini dilakukan secara spontan untuk mencari pelaku pembunuhan yang diduga dilakukan oleh mahasiswa asal Atambua, NTT. 

"Jadi aksi tersebut memang dilakukan spontan untuk mencari mahasiswa asal Atambua. Untungnya langsung diatasi sehingga tidak terjadi adu fisik," bebernya.

Aksi sweeping ini dilakukan di beberapa titik di Kota Malang sehingga membuat masyarakat resah. Diantaranya di Jalan Tlogomas dan Jalan Tirto Utomo. Namun, mereka tidak berhasil menemukan pelaku yang dicari.

2. Polresta Malang Kota pastikan kini kondisi wilayah Tlogomas telah kondusif

Patroli yang dilakukan Polsek Lowokwaru di Kelurahan Tlogomas. (Dok Humas Polsek Lowokwaru)

Kondisi Tlogomas yang awalnya memanas, kini telah berlangsung kondusif. Pasalnya pihak mahasiswa dari Sumba Barat dan warga telah menjalin kesepakatan damai. Kesepakatan ini setelah tokoh pemuda asal Tlogomas dan tokoh pemuda dari mahasiswa Sumba Barat di Malang menjalin pertemuan.

"Kita melakukan mediasi di Polsek Lowokwaru, sehingga ditemukan titik temu pada keduanya. Pihak mahasiswa asal Sumba Barat juga sudah meminta maaf pada warga Tlogomas," ujarnya.

Senior-senior mahasiswa asal Sumba Barat juga berjanji kejadian seperti ini tidak akan terulang kembali. Mereka akan melakukan pembinaan pada adik-adiknya agar tidak gegabah dalam menyikapi kasus seperti ini.

3. Mahasiswa Sumba Barat akan bertanggung jawab atas kerusakan yang mereka sebabkan

Warung kopi yang jadi sasaran tawuran antar mahasiswa di Malang. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama (

Supiyan juga menjelaskan jika pihak mahasiswa asal Sumba Barat di Kota Malang siap bertanggung jawab atas kerusakan yang mereka sebabkan. Kerusakan diantaranya adalah 3 kafe di Desa Tegalgondo, 2 sepeda motor yang dibakar, dan 1 mobil yang dirusak hingga ringsek.

Polresta Malang Kota juga tidak melakukan penahanan pada seluruh mahasiswa Sumba Barat yang melakukan aksi sweeping. Namun, mereka menyatakan siap diproses hukum jika melakukan hal yang sama lagi.

"Karena tidak ada tindak pidana, kita tidak melakukan upaya hukum. Tapi mereka siap tanggung jawab secara perdataan akibat timbulnya keributan tersebut, mungkin mengganti biaya pengobatan," pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team