Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251127-WA0009.jpg
Evakuasi korban tewas dekat diskotek Surabaya. Dok. Istimewa.

Intinya sih...

  • Polisi mengantongi identitas pelaku penganiayaan hingga tewasnya pria di dekat diskotek di Surabaya.

  • Identitas pelaku sudah diketahui, namun polisi masih dalam pengejaran terhadap pelaku tersebut.

  • Peristiwa penganiayaan ini terjadi antara teman satu meja di dalam area klub dan korban dinyatakan meninggal sekitar pukul 03.30 WIB.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surabaya, IDN Times - Polisi telah mengantongi identitas pelaku penganiaya terhadap seorang pria berinisial MRY (24) hingga tewas dekat diskotek di Jalan Simpang Dukuh, Genteng, Surabaya. Peristiwa itu terjadi pada Kamis (27/11/2025).

Hal tersebut dibenarkan oleh Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Edy Heriwiyanto. Edy menyebut, pihaknya kini sedang melakukan pengejaran terhadap pelaku.

"Identitas sudah diketahui, sekarang masih dalam pengejaran," ujar Edy kepada IDN Times, Senin (1/12/2025).

Ditanya lebih lanjut siapa pelaku itu dan ada berapa orang, Edy masih belum bisa menjelaskan lebih detail.

Sebelumnya, polisi telah memeriksa tujuh saksi untuk mengungkap penyebab kematian MRY (24) atau Reza, pria asal Sidoarjo yang diduga menjadi korban penganiayaan di sebuah diskotek di Jalan Simpang Dukuh, Genteng, Surabaya. Selain keterangan saksi, penyidik juga masih menunggu hasil otopsi untuk memastikan penyebab pasti kematiannya.

“Saksi diperiksa tujuh orang. Dari teman korban dan pihak Ibiza,” ujar Kanit Reskrim Polsek Genteng, Iptu Vian Wijaya.

Menurut Vian, korban datang ke lokasi bersama tujuh rekannya. Namun para saksi mengaku tidak mengetahui pemicu terjadinya insiden. “Masih terus kami dalami. Untuk luka korban, kasat mata seperti benda tajam, tetapi kami menunggu hasil otopsi,” katanya.

Sementara itu, Humas Ibiza, Wahyu, menjelaskan bahwa insiden berawal dari dalam area klub. Ia menegaskan bahwa keributan bukan terjadi antar-pengunjung yang tidak saling mengenal, melainkan antar teman satu meja.

“Keributannya bukan antar pengunjung, tetapi sesama teman satu meja,” ujarnya.

Berdasarkan rekaman CCTV yang diperiksa manajemen, kelompok tersebut awalnya terlihat bercanda sebelum terjadi miskomunikasi yang berujung dorong-dorongan.

“Terlihat mereka bercanda, lalu ada miskomunikasi. Dari situ mereka saling dorong dan salah satu terjatuh. Diduga kepalanya terbentur meja atau pembatas sofa,” ungkap Wahyu.

Ia menambahkan bahwa setelah kejadian, karyawan klub dan rekan-rekan korban berusaha memberikan pertolongan pertama serta mencari bantuan medis. Namun saat itu, mereka tidak menemukan ambulans yang siaga di sekitar lokasi.

“Teman-teman sampai ke PMI dan ke Siola, tapi tidak ada ambulans,” ujarnya.

Korban kemudian dinyatakan meninggal sekitar pukul 03.30 WIB. Ketika polisi dari Polsek Genteng, Polrestabes Surabaya, dan tim Inafis melakukan identifikasi, tidak ditemukan identitas pada tubuh korban. Identitas Reza baru diketahui setelah pemeriksaan lanjutan.

Manajemen Ibiza menyatakan telah menjalankan prosedur keselamatan sesuai SOP dan siap bekerja sama penuh dengan pihak kepolisian.

“Kami sudah melakukan penanganan pertama dan mengikuti SOP dalam situasi tak terduga seperti ini,” tegas Wahyu.

Polisi masih terus menyelidiki dugaan penganiayaan ini untuk memastikan apakah kematian korban disebabkan benturan, benda tumpul atau tajam, atau faktor lain yang akan terjawab melalui hasil otopsi.

Editorial Team