Kunjungan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sekaligus penyerahan bantuan APD di FK Unair, Selasa (30/6). IDN Times/Fitria Madia
Ia membantah bahwa para dokter residen kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) atau pun mendapat APD dengan kualitas rendah. Pihak kampus selalu menyediakan APD bagi para dokter residen yang berasal dari bantuan pemerintah dan pihak swasta maupun pengadaan mandiri oleh pihak kampus. Menurutnya, para dokter residen juga tidak diperbolehkan untuk menangani pasien tanpa APD.
"Selama ini APD-nya lengkap. Menurut saya sih tertib semua pakai APD. Pasti ada APD-nya.
Bantahan soal minimnya APD sebelumnya juga disampaikan oleh Ketua Gugus Kuratif Gugus Tugas Jatim, Joni Wahyuhadi. Pria yang juga menjabat sebagai Direktur Utama RSUD dr. Soetomo itu menegaskan bahwa RSUD dr. Soetomo tidak pernah kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para tenaga kesehatannya (nakes). Sebab bantuan tersebut terus mengalir, dari Pemprov Jatim, donatur hingga Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Kami memikirkan kawan-kawan di RS Darurat (Lapangan). RS Darurat itu rumah sakit yang bukan rujukan, di luar yang 99 rumah sakit rujukan, yang punya WA grup. Kasihan RS Darurat itu, dia harus diperhatikan APD-nya. Karena banyak juga pasien ke situ. Kami nanti serakah kalau semua-semuanya kami anu (terima). Iya kan?" ungkapnya, dalam konferensi pers Senin (29/6).
"Jadi selama kami masih cukup, dari bantuan yang ada, ya sudah kami masih cukup. Daftar kami masih ada puluhan ribu APD," dia menambahkan.