Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
20251008_180742.jpg
Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto saat konferensi pers. IDN Times/Ardiansyah Fajar.

Intinya sih...

  • Polda Jatim memetakan 3.106 titik rawan untuk Operasi Lilin Semeru 2025 menjelang Natal dan Tahun Baru.

  • Operasi akan berlangsung selama 14 hari dengan pos pengamanan, pelayanan, dan terpadu di titik-titik strategis.

  • Fokus pengamanan tidak hanya pada lalu lintas, tetapi juga kepadatan massa, gangguan kamtibmas, dan wilayah rawan bencana hidrometeorologi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surabaya, IDN Times - Menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Polda Jawa Timur (Jatim) memetakan sejumlah lokasi rawan yang menjadi perhatian utama dalam Operasi Lilin Semeru 2025. Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto menegaskan, Jatim menjadi salah satu wilayah dengan tingkat mobilitas tertinggi nasional saat Nataru, sehingga berpotensi menimbulkan kepadatan, gangguan keamanan, hingga risiko bencana.

“Jawa Timur menjadi barometer nasional pengamanan Nataru. Banyak titik rawan yang harus diantisipasi agar seluruh aktivitas masyarakat berjalan aman, tertib, dan nyaman,” tegas Nanang, Kamis (18/12/2025).

Operasi Lilin Semeru 2025 akan digelar selama 14 hari, mulai 20 Desember 2025 hingga 2 Januari 2026. Polda Jatim menyiapkan pos pengamanan, pos pelayanan, dan pos terpadu di titik-titik strategis.

Total terdapat 3.106 lokasi pengamanan, meliputi 2.240 gereja, objek wisata favorit, pusat perbelanjaan, terminal, stasiun, pelabuhan, serta bandara yang diprediksi mengalami lonjakan pengunjung.

Nanang menekankan, pengamanan tidak hanya difokuskan pada lalu lintas, tetapi juga lokasi rawan kepadatan massa dan gangguan kamtibmas, terutama saat ibadah Natal dan perayaan malam tahun baru. “Kami tidak hanya mengamankan jalan, tetapi juga kenyamanan sosial dan spiritual masyarakat,” katanya.

Selain itu, Polda Jatim juga memberi perhatian serius terhadap wilayah rawan bencana hidrometeorologi. Curah hujan tinggi pada akhir tahun berpotensi memicu banjir, tanah longsor, hingga gelombang tinggi di kawasan pesisir.

Jenderal dua bintang emas ini meminta jajaran bersama pemerintah daerah dan instansi terkait untuk menyiapkan langkah mitigasi di daerah rawan tersebut, termasuk jalur evakuasi dan kesiapsiagaan personel. “Pengamanan Nataru ini tidak bisa berjalan sendiri. Kuncinya adalah koordinasi, komunikasi, dan kolaborasi lintas sektor. Hilangkan ego sektoral, karena ini tanggung jawab bersama,” pungkasnya.

Editorial Team