Surabaya, IDN Times- Menjelang akhir tahun ini, Surabaya telah memiliki 613 taman kota. Deretan ruang terbuka hijau (RTH) yang dibangun oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini selama 10 tahun terakhir merupakan implementasi dari mimpinya untuk menurunkan suhu udara hingga 22 derajat celsius.
Terkesan utopis? Mungkin saja. Sebab, berdasarkan pantauan accuweather.com, rata-rata suhu udara Kota Pahlawan selama sebulan terakhir berkisar 37-35 derajat celsius pada siang dan sore hari. Sedangkan pada malam hari, suhu udara terendah adalah 26 derajat celsius. Lantas, masih relevan kah mimpi seorang Risma?
Terlepas dari mimpi besarnya yang sangat tinggi untuk digapai, Risma memilih untuk tidak berdiam diri. Dia enggan menyalahkan faktor geografis, di mana Surabaya berada di wilayah pesisir. Risma juga tidak mengambinghitamkan faktor demografis Surabaya yang punya kepadatan penduduk tinggi.
Alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) itu percaya, bila memperbanyak pohon dan taman bisa menekan suhu udara.
“RTH ini terus ditambah, sampai suatu saat nanti suhu Surabaya bisa mencapai 22 derajat celsius,” tutur Risma pada Juli 2019 lalu.
Dia bahkan menyebut, rata-rata suhu udara Surabaya sudah turun 2 derajat celsius. Faktor utamanya adalah jumlah RTH. Semula, suhu udara Surabaya berada pada angka 30-31 derajat celsius. Kini, suhunya berkisar pada 28-29 derajat celsius.
Menarik kemudian untuk mempertanyakan, bagaimana peran Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam memelihara pohon serta RTH guna menurunkan suhu udara?