Ponorogo, IDN Times – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang melanda Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, memicu kepanikan di kalangan peternak sapi. Di Desa Plalangan, di Dusun Bayan dan Krajan, banyak peternak terpaksa menjual sapi mereka dengan harga jauh di bawah standar karena takut sapi mereka mati dan tidak laku lagi dijual.
PMK, Sapi di Ponorogo Ramai-ramai Dijual Murah

1. Harga sapi anjlok, peternak panik
Kepala Desa Plalangan, Ipin Herdianto, membenarkan bahwa wabah PMK telah merenggut nyawa enam ekor sapi dalam dua pekan terakhir di desanya. Penyakit ini ditandai dengan mulut berlendir, kesulitan berdiri, dan hilangnya nafsu makan.
"Sudah enam ekor sapi mati, dan yang sakit banyak sekali. Warga akhirnya menjual sapi mereka dengan harga murah, karena jika sudah parah, sapi tidak akan laku dijual," ujar Ipin, Kamis (2/1/2025).
Harga sapi yang sebelumnya bisa mencapai Rp20 juta per ekor kini anjlok hingga separuhnya. "Dulu kalau ditawar Rp20 juta, peternak tidak mau. Saat ini ditawarkan Rp10 juta pun sulit laku," tambahnya. Kondisi ini membuat peternak mengalami kerugian besar.
2. Respons pemerintah lambat
Ipin mengaku kecewa dengan lambannya respons pemerintah dalam menangani wabah ini. Hingga saat ini, langkah konkret dari pemerintah Kabupaten Ponorogo dinilai belum terlihat.
"Baru ada mantri hewan yang datang memberikan penyuluhan dan membagikan disinfektan untuk kandang. Tapi itu saja tidak cukup. Kami butuh tindakan nyata untuk menghentikan penyebaran PMK," keluhnya.
Penyakit ini sangat cepat menyebar dan mematikan. Sapi yang sudah menunjukkan gejala mulut berlendir biasanya akan mati dalam satu hingga dua hari jika tidak
3. PMK bisa menyebar melalui manusia?
Di tengah wabah ini, muncul kekhawatiran bahwa virus PMK dapat menyebar melalui manusia. Banyak peternak percaya bahwa seseorang yang mengunjungi kandang sapi terinfeksi bisa membawa virus ke sapi lain.
"Warga saling mengingatkan untuk tidak mendekati kandang tetangga yang sapinya sakit. Mereka takut virusnya terbawa menular ke sapi mereka yang sehat," ujar Ipin.
Menurut ipin, anggapan ini semakin memanikkan situasi, meskipun belum ada konfirmasi resmi dari pihak berwenang mengenai kebenaran informasi tersebut.
Wabah PMK di Jenangan menjadi ancaman besar bagi keberlangsungan peternakan sapi di Ponorogo. Jika tidak segera ditangani, dampaknya akan semakin meluas dan membawa kerugian yang lebih besar bagi peternak dan mengancam stabilitas pangan nasional.