Pimpinan Ponpes Sayangkan Pembatalan Acara Rocky Gerung di Tuban

Menanggapi hal itu, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Yanbu’ul Ulum K.H. M Yahya Romli menyayangkan dan kecewa. Ia menganggap ada unsur politik dalam pembataan itu. "Secara aturan tidak ada yang melanggar hukum. Ini hanya bersifat diskusi publik saja. Pastinya saya menyayangkan sekali, pembatalan ini," kata dia.

Soal  alasan beberapa ormas yang menilai Rocky kerap membuat pernyataan yang kontroversi, Yahya pun menepisnya. Menurut dia, diskusi publik ini belum dilaksanakan tetapi banyak yang menganggap akan berdampak terhadap keresahan masyarakat Tuban. "Diskusinya kan belum dilaksanakan, kenapa sudah banyak yang berasumsi jika akan membuat polemik," terangnya.

Dari pantauan IDN Times di lokasi acara, panggung sudah terpasang. Beberapa buah tenda acara jugda sudah tampak. Yahya mengatakan bahwa panitia sudah menyiapkannya sejak jauh-jauh hari.

Selain itu, izin untuk mengadakan diskusi juga sudah disampaikan kepada pihak kepolisian. Namun sayangnya dari Polres Tuban tidak memberikan izin tersebut. "Tendanya sudah dipasang oleh pihak panitia, tapi kok tidak jadi. Tadi pagi juga sudah ada sekitar puluhan orang yang datang tapi kembali lagi," imbuhnya.

Sementara itu terpisah, Kasat Intel Polres Tuban AKP M Sholeh mengatakan Polres Tuban tidak bisa memberikan surat izin acara tersebut karena banyak masyarakat, termasuk 9 ormas yang tidak menghendaki kedatangan Rocky Gerung di Tuban.

Bahkan informasi yang ia terima, acara yang dilaksanakan oleh LSM Nusantara Corruption Watch itu akan disertai ada demo besar-besaran dari masyarakat Tuban. "Kita bukan tidak mau memberikan surat izin. Tetapi banyak ormas dan masyarakat yang tidak mau beliau (Rocky Gerung) datang. Karena itu, acaranya kita minta ditunda. Apalagi, saat ini juga tahun politik, jangan sampai situasi kondusif di Tuban ini berubah memanas," katanya.