Surabaya, IDN Times - Desakan untuk menunda Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020 datang dari berbagai pihak, mulai dari akademisi, organisasi masyarakat, hingga lembaga keagamaan. Meski Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI telah menetapkan bahwa Pilkada terus berlanjut, namun permintaan penundaan pilkada tetap mengalir.
Salah satunya dari ahli epidemiologi Universitas Airlangga, Dr Windhu Purnomo. Ia menilai bahwa Pilkada merupakan "lahan basah" bagi virus corona untuk bisa menulari ke orang banyak. Kerumunan orang dalam jumlah besar tak dapat dihindari dari setiap tahapan Pilkada. Tentunya hal ini akan menjadi bom waktu bagi masyarakat. Tinggal tunggu waktu untuk meledak menjadi klaster Pilkada.