Pertamina Sebut Kelangkaan Elpiji 3 Kg Akibat Lonjakan Hajatan Warga

Intinya sih...
Ahad Rahedi, Manager Commrel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, memastikan distribusi elpiji 3 kg tetap aman dan lancar.
Masyarakat menyimpan tabung lebih dari kebutuhan, memicu kelangkaan elpiji 3 kg. Peningkatan konsumsi dipicu hajatan dan panic buying.
Kepala Disperindag Kabupaten Magetan akan turun langsung ke lapangan bersama polisi untuk menindaklanjuti keluhan warga terkait kelangkaan elpiji 3 kg.
Magetan, IDN Times – Sejumlah warga di Kabupaten Magetan sempat mengeluhkan kelangkaan elpiji 3 kilogram bersubsidi menjelang dan setelah Tahun Baru Islam, 1 Muharam 1447 Hijriah. Namun, PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus memastikan distribusi gas melon tetap berjalan aman dan lancar sesuai kuota.
Menurut Ahad Rahedi, Manager Commrel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, distribusi elpiji 3 kg dilakukan secara reguler dan sesuai jadwal masing-masing pangkalan. Ia menjelaskan, kekosongan di pangkalan kemungkinan besar hanya bersifat sementara. "Untuk pangkalan, pengiriman dilakukan secara reguler sesuai kuota. Jadi, ada kemungkinan jika sempat kosong itu karena sedang menunggu jadwal kirim,” jelas Ahad saat dihubungi, Selasa (1/7/2025).
Untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi saat libur Tahun Baru Islam, Pertamina bahkan telah menambahkan pasokan elpiji 3 kg di beberapa daerah yang mengalami lonjakan permintaan. "Kami sudah menambah pasokan elpiji 3 kg secara fakultatif untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi masyarakat,” tambahnya.
1. Fokus penyaluran langsung ke konsumen
Ahad juga menegaskan bahwa elpiji bersubsidi dari SPBE disalurkan ke agen resmi, kemudian ke pangkalan, dan selanjutnya langsung ke masyarakat. Sesuai dengan regulasi Kementerian ESDM, pangkalan hanya diperbolehkan menyalurkan maksimal 10 persen ke pengecer, sementara sisanya harus dijual langsung ke konsumen.
“Penjualan di pangkalan difokuskan kepada konsumen langsung. Alokasi ke pengecer hanya 10 persen sesuai regulasi,” tegasnya.
Ia juga mengungkapkan, peningkatan konsumsi masyarakat dipicu oleh banyaknya hajatan seperti pernikahan dan selamatan menjelang bulan Muharam. Selain itu, fenomena panic buying turut memperparah situasi. “Info di lapangan, konsumsi meningkat karena banyak hajatan. Masyarakat juga cenderung panic buying saat mendengar kabar kelangkaan,” ujarnya.
2. Warga menyimpan tabung lebih dari kebutuhan
Sementara itu, Suparni alias Pitut, pemilik salah satu agen LPG di Magetan, mengungkapkan bahwa tambahan pasokan yang diberikan Pertamina sudah disalurkan sepenuhnya sebelum 1 Muharam. Ia juga menduga kelangkaan terjadi akibat perilaku konsumen yang membeli lebih dari kebutuhan.
“Bisa jadi karena banyak hajatan dan selamatan menjelang Muharam. Bisa juga masyarakat panik lalu beli lebih dari kebutuhan. Sekarang satu rumah bisa punya lebih dari dua tabung,” kata Suparni.
Ia berharap kondisi kembali stabil setelah puncak konsumsi usai. “Mudah-mudahan setelah ini kembali normal, karena tidak ada momen besar setelah Muharam,” tambahnya.
3. Disperindag akan turun langsung ke lapangan bersama polisi
Menanggapi keluhan warga, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Magetan, Sucipto, mengaku akan segera menindaklanjuti dengan turun langsung ke lapangan bersama tim gabungan.
“Saya akan turun bersama tim dan segera berkoordinasi dengan Polres,” ujarnya singkat saat dikonfirmasi.
Pertamina juga menegaskan komitmennya untuk terus menjaga distribusi LPG bersubsidi agar tetap tepat sasaran. Koordinasi dengan pemerintah daerah dan aparat pengawasan terus diperkuat guna mencegah penyelewengan distribusi.