IDN Times/Mohamad Ulil Albab
"Mas Windoyo ini yang akhirnya bisa mengantarkan Firdaus mengikuti UNBK," ujar Lukman.
Windoyo mengenalkan aplikasi JAWS yang membantu penyandang tuna netra untuk membaca teks dan angka, sehingga bisa dinarasikan dalam bentuk audio.
"Sekarang materi bahasa Inggris, hari ketiga. Pakai Aplikasi JAWS. Kalau anak itu bisa Bahasa Inggris, pasti bisa. Nah, untuk memahami itu, Mas Windoyo yang membantu," kata ia.
Sementara itu, Windoyo yang juga tampak mendampingi di luar kelas mengatakan, dirinya sudah melatih Firdaus memahami pengoperasian aplikasi JAWS selama tiga bulan terakhir, saat masa-masa ujian try out.
"Aplikasinya bisa membaca dalam bentuk audio, ada screen reader-nya. Kelemahannya gak bisa baca gambar dan simbol," kata Windoyo.
Saat mengerjakan UNKB, Firdaus tampak mengenakan alat bantu dengar berupa headset. Dia pun harus hafal tata letak keyboard qwerty untuk menjalankan aplikasi tersebut. Ini yang membuat mouse milik Firdaus sama sekali tidak digunakan.
"Jadi, dia harus hafal letak keyboard, shortcut, angka, huruf, semua fungsi keyboard," ujar ia.
Lukman bercerita, bagaimana Firdaus bisa mengerjakan soal ujian UNBK. Awalnya, ia mendapatkan informasi mengenai komunitas tuna netra di Banyuwangi yang bisa menciptakan aransemen musik. Ia pun lantas menemui pendiri komunitas tuna netra Aura Lentera tersebut, yaitu Windoyo.