Ilustrasi anak korban broken home. (pinterest.com)
Tedjo mengungkapkan, berdasarkan pengakuan korban, EN merasa terpukul dan kecewa terhadap kakek dan pamannya. Meskipun bukan sedarah dan melainkan saudara dari nenek buyut, namun korban sudah menganggap mereka layaknya keluarga sendiri. Sementara keluarga asli EN sudah tak lagi utuh. Bapak kandung EN merantau ke negeri orang, sedangkan ibunya entah kemana.
"Kenapa dititipkan, karena korban sendiri tak punya siapa-siapa dan orang terdekatnya ya keluarga kakek itu disini. Yang seharusnya melindungi dan mengayomi, malah melakukan hal itu," ungkap Tedjo.
Hingga hari ini, kemanapun korban pergi, baik itu untuk membeli kebutuhannya atau kuliah, dia selalu ditemani oleh beberapa orang. EN masih sangat takut untuk bertemu kembali dengan pamannya AR atau kakeknya S.
"Ya sampai sekarang masih ditemani kemanapun akan keluar. Masih takut, terlebih lagi sama orang yang mirip dari sisi apapun dengan pelaku. Korban masih trauma," jelasnya.