Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Dulunya Predator, Kisah Para Pelindung Penyu di Malang

Proses pelepas liaran tukik di Pantai Bajulmati Malang. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)
Intinya sih...
  • Tientus dan BSTC mengakui dulunya sebagai predator penyu, dengan telur dan daging penyu menjadi menu biasa di Malang Selatan.
  • Kesadaran konservasi tumbuh ketika hasil laut berkurang, memicu pendirian BSTC untuk memberi edukasi dan melindungi penyu.
  • Perjuangan BSTC belum berakhir, meskipun kesadaran konservasi sudah meningkat, mereka terus melakukan edukasi agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya melindungi penyu.

Malang, IDN Times - Ombak tinggi masih melambai-lambai seperti biasa di Pantai Bajulmati, Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Tapi markas Bajulmati Sea Turtle Conservation (BSTC) sudah sibuk sejak siang hari menyambut banyak orang yang ingin belajar konservasi penyu. Ini adalah organisasi yang berfokus pada konservasi penyu di Malang. Para anggota BSTC ini mengaku bukan terlahir sebagai pelindung, mereka mengaku dulunya merupakan predator bagi penyu itu sendiri.

1. Tientus bercerita kalau sejak kecil ia sering mengkonsumsi telur penyu

Dwi Tientus saat memberikan edukasi konservasi penyu. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Humas BSTC, Dwi Tientus membenarkan kalau dulu telur penyu dan daging penyu adalah menu biasa bagi masyarakat pesisir pantai Malang Selatan. Masyarakat belum mengerti apa itu konservasi dan berfikir kalau alam telah menyediakan daging dan telur penyu untuk dikonsumsi. Sehingga mereka menyantap hewan dilindungi ini tanpa rasa bersalah.

"Saya saat kecil sering berburu dan mengkonsumsi telur penyu, karena dulu distribusi telur ayam di kampung-kampung pesisir sangat sulit, kalaupun ada harganya sangat mahal. Kemudian ada telur penyu yang gratis tinggal mengambil di alam," terangnya saat ditemui pada Sabtu (12/7/2025).

Tientus mengakui kalau sampai tahun 2000an kondisi pantai di Malang Selatan sangat mengenaskan karena belum ada yang mengerti apa itu konservasi laut. Tidak hanya penyu, hewan laut lain seperti lumba-lumba sampai hiu juga diburu oleh nelayan untuk dikonsumsi keluarga.

"Dulu ya penyu sampai hiu ditombak oleh nelayan. Tapi mereka diburu bukan untuk dijual atau dikomersilkan, tapi untuk dikonsumsi sendiri di rumah," jelasnya.

2. Kesadaran konservasi tumbuh ketika para nelayan merasakan hasil laut berkurang

Ketua Umum BSTC, Sutari saat memberikan edukasi konservasi penyu. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Tientus mengungkapkan kalau mereka mulai tersadar akan pentingnya konservasi laut dan melindungi satwa langka utamanya penyu sejak hasil laut mulai berkurang. Para nelayan mulai kesulitan mendapatkan ikan karena ekosistem laut tidak berjalan baik karena keberadaan penyu yang kian langka.

"Akhirnya pada sekitar tahun 2009, Pak Sutari mulai mendirikan BSTC untuk memberi edukasi dan melindungi penyu dan telur penyu. Pak Sutari dulu juga sama suka makan telur penyu, tapi beliau sadar sejak hasil tangkapan ikannya berkurang drastis," jelasnya.

Tientus mengungkapkan kalau perjuangan Sutari tidak mudah, awalnya banyak orang yang kontra dengan perjuangan BSTC karena budaya makan telur penyu sudah mengakar di masyarakat. Tapi pelan-pelan makin banyak orang yang sadar dan justru ikut dirangkul untuk ikut menjadi anggota BSTC.

"Tahun ini kita sudah membangun Modangan Sea Turtle Conservation (MSTC) di Pantai Modangan, cabang dari BSTC ini, sama-sama di bawah naungan Yayasan Konservasi Penyu Jawa Timur. Kami bangun di sana juga karena Pantai Modangan juga tempat banyak penyu bertelur," bebernya.

3. Perjuangan BSTC belum berakhir sampai di sini

Proses pelepas liaran tukik di Pantai Bajulmati Malang. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Tientus menjelaskan jika kini masyarakat pesisir pantai Malang Selatan sudah jauh berbeda dibandingkan dulu, mereka kini sudah mengerti pentingnya konservasi penyu. Meskipun masih ada beberapa nelayan yang masih mengkonsumsi telur penyu maupun daging penyu, tapi jumlahnya sudah jauh menurun.

"Harapan saya teman-teman BSTC agar sehat selalu sehingga bisa terus gencar melakukan edukasi. Sementara untuk masyarakat, saya hanya berterima kasih karena sudah datang ke BSTC untuk ikut memiliki kesadaran terkait konservasi penyu," pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Faiz Nashrillah
EditorFaiz Nashrillah
Follow Us