Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251124-WA0001.jpg
Kondisi erupsi Gunung Semeru. Dok. BNPB.

Intinya sih...

  • Jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Semeru mulai berkurang, namun dampak kerusakan yang ditinggalkan masih cukup besar.

  • BNPB memastikan seluruh kebutuhan dasar warga di pengungsian terpenuhi, termasuk logistik, kesehatan, dan fasilitas dapur umum.

  • BNPB menyalurkan bantuan pangan dan non-pangan kepada Pemerintah Kabupaten Lumajang serta mengerahkan tim untuk mendukung manajemen gudang dan pemetaan kawasan terdampak menggunakan drone.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lumajang, IDN Times - Jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Semeru mulai berkurang, namun dampak kerusakan yang ditinggalkan masih cukup besar. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan penanganan darurat terus berjalan, terutama untuk warga yang rumahnya rusak berat maupun mereka yang masih tinggal di pos pengungsian.

BNPB mencatat hingga Minggu (23/11/2025) pukul 18.00 WIB, masih terdapat dua titik pengungsian utama di wilayah Pronojiwo dan Supiturang. Di SMP 02 Pronojiwo tercatat 307 pengungsi, sementara di SDN 04 Supiturang ada 221 jiwa. Sebagian pengungsi mulai kembali beraktivitas di rumah, khususnya untuk membersihkan material abu dan menyelamatkan barang berharga.

Namun, kondisi di lapangan belum sepenuhnya pulih. Sejumlah warga tetap bertahan di pengungsian karena rumah mereka terdampak abu vulkanik dan banjir lahar dingin. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyebutkan bahwa pelayanan dasar bagi para pengungsi telah dipastikan terpenuhi.

"BNPB memastikan seluruh kebutuhan dasar warga di pengungsian, mulai dari logistik, kesehatan, hingga fasilitas dapur umum berjalan optimal,” ujar Abdul Muhari.

Untuk mendukung kebutuhan warga, BNPB menyalurkan bantuan pangan dan non-pangan kepada Pemerintah Kabupaten Lumajang. Bantuan tersebut mencakup 300 matras, 300 terpal, 300 selimut, 200 boks masker medis, 200 paket plastik sampah, 150 paket alat kebersihan, serta 1.000 makanan siap saji dan 200 paket sembako. Bantuan ini diprioritaskan bagi warga yang rumahnya rusak serta mereka yang terdampak hujan abu.

Selain logistik, BNPB juga mengerahkan tim untuk mendukung manajemen gudang dan pemetaan kawasan terdampak menggunakan drone, termasuk pemantauan aliran lahar di kawasan Jembatan Gladak Perak dan hunian tetap (huntap) Sumbermujur.

Selain itu, BNPB melaporkan tiga desa terdampak erupsi, yakni Desa Supiturang dan Oro-Oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo, serta Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro. Tiga warga mengalami luka berat dan kini dirawat di RSUD dr. Haryoto.

Kerusakan material yang tercatat hingga kini meliputi 21 rumah rusak berat, satu fasilitas pendidikan rusak berat, satu fasilitas kesehatan rusak berat, satu gardu PLN rusak berat dan lahan pertanian rusak 204,63 hektare.

Pemerintah Kabupaten Lumajang telah menetapkan status tanggap darurat erupsi Semeru selama 7 hari, terhitung 19–25 November 2025. Sementara itu, status aktivitas Gunung Semeru masih berada di Level IV (Awas).

BNPB meminta masyarakat tetap waspada mengingat potensi awan panas guguran dan aliran lahar dapat terjadi sewaktu-waktu. “Kondisi warga sebagian sudah kembali ke rumah, tetapi status awas mengharuskan kita terus mengutamakan keselamatan,” tegas Abdul Muhari.

BNPB bersama BPBD Lumajang, TNI–Polri, relawan, dan berbagai unsur lainnya kini terus melakukan pemantauan ketat serta membantu evakuasi warga yang membutuhkan. Pemulihan darurat dipastikan berjalan hingga kondisi dianggap aman oleh otoritas vulkanologi.

Editorial Team