Batu, IDN Times - Masyarakat Kota Batu digegerkan dengan kasus pelecehan yang dilakukan Pegawai Negeri Sipil (PNS) salah satu SDN berinisial SY (57). Korbannya adalah keponakannya sendiri berinisial SA (16) tang masih duduk di kelas 1 SMA, korban ternyata sudah dicabuli sebanyak 5 kali sejak 2022 saat korban masih duduk di kelas 2 SMP.
Pengacara Korban Pelecehan di Batu Ngaku Ditekan Tokoh Masyarakat

Intinya sih...
Pengacara korban mendapat tekanan saat melaporkan kasus
Korban membutuhkan pendampingan psikolog karena trauma
Diduga ada korban lain yang merupakan guru
1. Pengacara korban mengaku mendapat tekanan saat melaporkan kasus ini
Pengacara korban, Rochmat Basuki mengakui kalau mereka mendapat tekanan dari berbagai pihak saat mengungkapkan kasus ini. Ia mengatakan kalau melaporkan kasus ini pada 12 Juli 2025, kemudian ada seorang tokoh masyarakat yang mencoba mencabut laporan ini. "Ada oknum-oknum dari tokoh masyarakat itu mencabut laporan dan memediasi sampai mau ditukar rumah. Kami nggak akan mundur selangkah pun yang indikasinya akan memediasi ingin membebaskan sang pelaku ini," terangnya saat dikonfirmasi pada Senin (21/7/2025).
Menurutnya, kasus ini harus diusut sejelas-jelasnya dan pelaku mendapat hukuman setimpal. Karena korban saat ini mengalami trauma, padahal ia masih memiliki masa depan yang panjang.
2. Korban membutuhkan pendampingan psikolog karena trauma
Rochmat mengungkapkan juga kalau korban masih mengalami trauma berat dan membutuhkan rehabilitasi, tapi belum ada pendampingan sama sekali. Ia berharap pihak kepolisian maupun pemerintah daerah untuk membantu korban memberikan pendampingan psikolog.
"Ini belum ada pendampingan dari DP3A. Anak ini ketakutan karena semalam HP diserahkan untuk barang bukti. Saya kasih HP pengganti, anak sekolah ngak pakai HP, sehari semalam nggak pakai HP, kasihan," jelasnya.
3. Diduga ada korban lain yang merupakan guru
Lebih lanjut, Rochmat mengungkapkan kalau diduga ada korban pelecehan lain yang merupakan guru SDN yang satu kantor dengan pelaku. Tapi guru tersebut belum berani speak up sampai saat ini. Ia bertekad untuk mendampingi guru ini agar berani melapor ke Polres Batu.
"Ini miris di Batu, saya berharap bisa mengawal semua kasus amoral, karena orban banyak yang lain nggak berani lapor. Saya diberitahu ada seorang guru pun jadi korban pelecehan, nggak berani melapor," pungkasnya.