Surabaya, IDN Times - Survei Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat Jawa Timur terhadap kinerja Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Dardak masih tinggi, menembus angka 79,5 persen pada enam bulan pertama periode kedua kepemimpinan mereka.
Namun, catatan menarik muncul: sektor pendidikan menjadi penopang utama kepuasan publik. Sebanyak 15,5 persen responden secara tegas menyebut kepuasan mereka lantaran adanya komitmen peningkatan kualitas pendidikan SMA, SMK, dan SLB.
Direktur Eksekutif ARCI, Baihaki Siradj, mengingatkan tingginya kepuasan itu tidak datang tiba-tiba. “Perhatian serius pada sektor pendidikan—mulai peningkatan kualitas hingga program afirmasi—menjadi faktor penentu publik menaruh respek. Tapi ini juga tantangan, apakah komitmen ini bisa dijaga konsisten di tengah banyak persoalan lain?” ujarnya, Senin (25/8/2025).
Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Aries Agung Paewai, mengakui bahwa berbagai program akselerasi yang digagas memang jadi instrumen menjaga kepercayaan publik. Dari Proteg (Program Kesejahteraan Guru), beasiswa penuh dan pendidikan terjangkau, hingga School Food Care (SFC) yang memberi pengalaman belajar lewat laboratorium alam.
“Kami ingin pastikan tidak ada anak Jatim yang putus sekolah,” tegasnya.
Bahkan, data menunjukkan 72.841 kuota beasiswa telah disiapkan untuk tahun ajaran 2025/2026. Dari jumlah itu, 12.650 kuota beasiswa penuh bagi SMA swasta, 19.912 kuota bagi SMK swasta, serta belasan ribu kuota lain berupa subsidi pendidikan terjangkau.
Meski demikian, pengamat menilai keberhasilan pendidikan justru bisa menjadi “pedang bermata dua” bagi Khofifah–Emil. Jika sektor lain—seperti kesehatan, infrastruktur, hingga layanan publik—tak menunjukkan performa setara, maka kepuasan publik berpotensi merosot.
Survei ARCI juga mencatat 21,9 persen responden masih menyimpan ketidakpuasan pada sektor pendidikan. Artinya, masih ada ruang besar untuk kritik. Survei ARCI dilakukan pada 7-20 Agustus 2025. Survei melibatkan 1.200 responden di 38 kabupaten/kota Jatim, dengan margin of error di angka 2,8 persen, dan tingkat kepercayaan di angka 95 persen.