Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Matrawi di antara sejumlah pohon di kawasan Gunung Ijen yang hangus akibat kebakaran. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Banyuwangi, IDN Times - Bagi penambang belerang, kebakaran yang terjadi di kawasan Gunung Ijen, Banyuwangi tahun ini adalah yang paling besar dibandingkan dengan peristiwa serupa sebelumnya. Akibat kebakaran tersebut, aktivitas para penambang untuk sementara waktu harus berhenti demi keselamatan mereka.

1. Menambang sejak tahun 1978

Rumah-rumah yang menjadi tempat istirahat para penambang belerang di kawasan Ijen. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Matrawi (57), salah satu penambang belerang di Kawah Ijen mengatakan, kasus kebakaran di Pegunungan Ijen tahun ini merupakan yang terbesar sejak dia menjadi penambang pada tahun 1978. Warga Desa Pesucen, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi ini mengatakan, selama dia aktif menambang di Kawah Ijen, kebakaran memang sering terjadi. Namun, masih bisa terkontrol atau dipadamkan.

"Saya jadi penambang belerang di Ijen sejak tahun 1978, kebakaran pernah tapi tidak separah ini. Masalahnya api sama angin, jadi sulit dipadamkan. Yang di sini (selatan) dipadamkan, yang Utara nyala lagi," kata Matrawi saat mengunjungi tempat istirahatnya yang hangus terbakar, Rabu (23/10).

2. Penambang berhenti jika ada gas beracun

Kebakaran Merapi Ungup ungup. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Sebelumnya, bila ada kebakaran di kawasan Kawah Ijen, aktivitas penambangan masih bisa berlangsung. Sebab, api cepat bisa diatasi.

Menurut Matrawi, selama dia menambang, penutupan Ijen hanya terjadi bila gas karbon monoksida (CO) sedang tinggi.

"Belum pernah tutup kecuali ada gas beracun," katanya sambil memegang kereta dorongnya yang hangus terbakar.

3. Aktivitas penambangan pernah ditutup selama tiga bulan pada 1999

Petugas gabungan bersiaga di depan gerbang masuk jalur pendakian Kawah Ijen. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Selain itu, aktivitas penambangan di Kawah Ijen juga pernah ditutup selama tiga bulan pada 1999. Kala itu, ada penambang yang meninggal dunia.

"Tiga bulan gas beracun, ada yang meninggal sekitar tahun 1999. Sempat didemo, harus dibuka, akhirnya dibuka kembali," kata Matrawi.

4. Tahun ini kebakaran paling parah

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat meninjau lokasi kebakaran di kawasan Ijen, Selasa (22/10).IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Kesaksian lain juga diungkapkan Kartono (70) yang sudah bergelut dengan belerang sejak 1968. Pertama kali yang membuka usaha penambangan belerang merupakan ayahnya. Selepas lulus dari pendidikan STM, Kartono sudah ikut di bagian penimbangan belerang. Dia juga mengatakan, kebakaran di Ijen tidak pernah sampai separah tahun ini.

"Ini memang parah, tidak pernah sebelumnya sampai seperti ini. Kalau aktivitas penambangan juga pernah ditutup tahun 1999. Tapi banyak yang menilai (penutupan tahun 1999, Red) karena faktor politis, bukan sekadar gas beracun," ujar Kartono yang beberapa tahun terakhir sudah mendirikan usaha warung di Paltuding Ijen.

Editorial Team