Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bangunan runtuh
ilustrasi bangunan runtuh (pixabay.com/Peter H)

Intinya sih...

  • Pemkab Situbondo menanggung biaya pengobatan santriwati korban ambruknya asrama Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani.

  • Wakil Bupati Ulfiyah memastikan seluruh biaya perawatan ditanggung pemerintah daerah, termasuk pemulihan bangunan dari pos Biaya Tak Terduga (BTT).

  • Ambruknya bangunan disebabkan cuaca ekstrem dan retakan akibat gempa, Pemkab berkoordinasi dengan Kementerian Agama dan Dinas PU Bina Marga untuk percepatan perbaikan fisik asrama.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Situbondo, IDN Times - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo memastikan menanggung penuh seluruh biaya pengobatan santriwati yang menjadi korban ambruknya atap asrama putri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani di Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Rabu (29/10/2025) dini hari.

Kepastian tersebut disampaikan Wakil Bupati Situbondo Ulfiyah saat meninjau langsung lokasi kejadian dan menjenguk para korban luka di RSUD Besuki. Dalam kunjungannya, ia memastikan seluruh biaya perawatan para santriwati di rumah sakit ditanggung pemerintah daerah.

“Alhamdulillah, saat ini seluruh adik-adik santri yang dirawat di RSUD Besuki ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Situbondo,” ujar Ulfiyah.

Insiden tersebut terjadi ketika para santriwati tengah beristirahat. Akibat ambruknya bangunan asrama, satu santriwati bernama Putri Hemilia (13) meninggal dunia, sementara belasan santriwati lainnya mengalami luka-luka dan harus mendapatkan perawatan medis.

Selain menanggung biaya pengobatan, Pemkab Situbondo juga bergerak cepat melakukan langkah pemulihan bangunan. Ulfiyah menyebut, anggaran renovasi rencananya akan diambil dari pos Biaya Tak Terduga (BTT).

“Kita percepat pemulihan pembangunan melalui BTT. Mas Bupati juga berpesan agar para santri tetap semangat, dan proses pembelajaran dapat kembali berjalan dengan baik,” jelasnya.

Menurut peninjauan di lapangan, kerusakan bangunan ini dipicu cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang yang terjadi pada dini hari. Kondisi bangunan yang sebelumnya sudah mengalami retakan akibat dua kali gempa yang mengguncang Situbondo membuat struktur atap semakin rentan.

“Semalam hujan deras disertai angin kencang. Bangunan ini juga sebelumnya sudah kami khawatirkan sejak gempa, karena terdapat retakan. Kombinasi itu membuat atap tidak kuat menahan beban,” kata Ulfiyah.

Pemkab Situbondo telah berkoordinasi dengan Kementerian Agama, Dinas PU Bina Marga, dan pihak terkait lainnya untuk percepatan perbaikan fisik asrama.

“Kepala Kementerian Agama juga sudah menyiapkan langkah-langkah tindak lanjut. PU Bina Marga siap membantu, termasuk pemasangan genting dan perbaikan struktur,” pungkasnya.

Editorial Team