Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi. IDN Times/ Mia Amalia

Surabaya, IDN Times - Kematian Rika Murni di kamar kosnya kawasan Tambak Wedi, Surabaya, Jumat lalu (7/2) masih belum terungkap hingga sekarang. Polsek Kenjeran dan Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak masih belum bisa menemukan titik terang siapa sosok yang menghabisi nyawa ibu rumah tangga itu secara keji. Sejumlah saksi sudah diperiksa, namun belum satupun yang mengarah ke pelaku pembunuhan.

Sedangkan saksi mata satu-satunya yaitu KR (4), anak korban masih syok. Saat ini ia tengah berada dalam pengawasan Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya.

1. Anak korban pembunuhan didampingi psikolog

Ilustrasi pembacokan (IDN Times/Mia Amalia)

Kepala DP5A Surabaya Chandra Oeratmangun menjelaskan, saat ini KR berada dalam pendampingan psikolog yang disediakan pihaknya. Psikolog tersebut sudah menangani KR sejak hari kematian ibunya. Setiap hari, psikolog akan datang selama beberapa jam di kediaman mertua Rika alias nenek KR, tempat sang balita dirawat.

"Saat ini masih kami awasi terus, ya. Kami berikan pendampingan. Kami ajak bermain sambil dibantu sedikit-sedikit untuk memulihkan kondisi psikologisnya," terang Chandra saat dihubungi IDN Times, Rabu (12/1).

2. Kondisinya berangsur pulih meski lamban

Ilustrasi (IDN Times/Mia Amalia)

Kondisi psikologis KR yang semula terguncang, sudah berangsur pulih. Meski Chandra mengatakan pemulihan gadis kecil itu cukup lamban, hal tersebut tetap menjadi kabar baik baginya. Setidaknya saat ini KR sudah tidak takut lagi untuk menatap orang.

"Kemarin itu melihat wajahnya orang tidak mau, kecuali keluarganya sendiri. Tapi sekarang sudah mau lihat wajah orang, meski belum mau diajak bicara," jelasnya.

3. Tidak membahas mengenai kematian sang ibu

Ilustrasi Pembunuhan (IDN Times/Arief Rahmat)

Meski sudah bisa diajak berkomunikasi oleh keluarga, terutama oleh sang ayah, Laksamana Widi Putra, Chandra menyarankan agar mereka tidak membahas perihal kematian ibunya. Pasalnya, hal tersebut merupakan titik trauma korban yang bisa memantik jiwanya kembali terguncang.

"Saya belum pernah tanya-tanya (terkait kematian ibunya). Nanti takutnya kembali syok lagi. Lebih baik saat ini difokuskan untuk pemulihan anaknya," ungkapnya.

4. Sempat takut dengan boneka

Ilustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Perkembangan psikologi lain yang tampak dari korban adalah hilangnya rasa takut terhadap boneka. Pada hari kematian ibunya, KR sempat ketakutan saat diberi boneka berbentuk manusia oleh para psikolog. Sementara saat ini, ia sudah mau bermain dengan boneka meski berbentuk panda.

"Saya tidak tahu dia trauma dengan orang asing atau bagaimana. Yang penting saat ini sudah tidak takut lagi main dengan boneka," tutupnya.

5. Belum ada perkembangan signifikan terkait siapa pembunuh Rika

Ilustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara itu, Pjs Kapolsek Kenjeran Kompol Agus Ariyanto mengatakan belum ada perkembangan signifikan terhadap pencarian pelaku. Sampai saat ini pihaknya masih memeriksa beberapa saksi tambahan. Namun, ia belum memeriksa keluarga korban maupun keluarga suami korban untuk mencari kemungkinan masalah yang mereka miliki.

"Saat ini masih pendalaman ya. Doakan agar kami menemukan titik terang," ujarnya saat dikonfirmasi melalui telepon.

Editorial Team