Pembunuh Perempuan Hamil di Ponorogo Ditangkap

Kapolres Ponorogo AKBP Radiant mengatakan bahwa dua tim yang lain bertugas melakukan olah tempat kejadian (TKP) lanjutan. Satu lagi mengejar pelaku dengan berbekal sejumlah barang bukti keterangan saksi, dan hasil otopsi tubuh korban. “Dibantu petugas dari Polda Jawa Timur,” ujar dia kepada sejumlah jurnalis.

Tim yang dibentuk itu akhirnya mampu menguak misteri di balik kematian Hervina dalam kurun waktu 48 jam. Pelaku bernama Joko Hermanto (26) yang lebih dikenal dengan nama samaran Anton, warga Desa Lembah, Kecamatan Babadan, Ponorogo akhirnya berhasil dibekuk.

Kepada polisi, Joko mengaku telah melakukan pembunuhan kepada korban. Penyebanya, merasa bingung karena dimintai pertanggungjawaban setelah korban hamil 5-6 bulan. Apalagi, sejak beberapa waktu terakhir ia sudah menikah dengan perempuan lain.

“Motif kejahatan ini adalah asmara. Pelaku dan korban berpacaran sejak Februari 2019,” Radiant menjelaskan.  

Karena kebingungan Joko akhirnya berbuat nekat. Ia berinisiatif menghabisi nyawa Hervina dengan sejumlah skenario. Pertama, menghubungi korban untuk mengajak pergi ke lokasi wisata Telaga Sarangan, Kabupaten Magetan, pada Senin (22/7).

Untuk bertemu, korban diminta pergi ke terminal bus dengan menggunakan jasa ojek online atau daring dari rumahnya. “Mereka janjian bertemu di Terminal Bus Selo Aji (Ponorogo),” ujar kapolres.

Saat perjalanan menuju lokasi yang ditentukan, pelaku mampir ke sebuah toko untuk membeli sarung tangan. Ini disiapkan untuk menghilangkan sidik jari ketika nantinya menghabisi nyawa perempuan yang telah diduakannya.

Setelah ketemu, antara Joko dan Hervina akhirnya pergi ke Telaga Sarangan dengan mengendarai satu unit mobil. Di lokasi wisata itu Joko yang kalut sudah ingin membunuh korban. Namun, niat itu diurungkan lantaran kondisinya sedang banyak orang. Meski demikian, pelaku tidak kehabisan akal.

Setelah dari Telaga Sarangan, keduanya memutuskan kembali ke Ponorogo melalui wilayah Kecamatan Parang, Magetan. Saat tiba di TKP, yakni jembatan Galok di Desa/Kecamatan Sampung, pelaku menghentikan laju kendaraannya.

“Tersangka mau buang air kecil. Kemudian, membawa sarung tangan dan mencekik korban dari belakang,” ujar Radiant.

Mendapat perlakuan kasar, korban melakukan perlawanan. Kedua orang tersebut pun jatuh di bawah jembatan. Usaha mencekik kembali dilakukan ditambah dengan membenturkan bagian wajah korban ke dinding sungai Setelah korban dipastikan tidak bernyawa, pelaku meninggalkanya begitu saja.

Meski demikian, tim penyidik Polres Ponorogo berhasil mengendus keberadaan pelaku hingga akhirnya membekuknya. Dalam menangani kasus ini, polisi menjerat dengan pasal 340 KUHP dan atau 338 tentang pembunuhan yang direncanakan. Adapun ancaman hukuman maksimalnya selama 20 tahun penjara.