Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi rekayasa lalu lintas. IDN Times/ Riyanto.

Magetan, IDN Times – Para pelaku wisata di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, kembali mengeluhkan kebijakan rekayasa lalu lintas di pertigaan Sidorejo selama libur Lebaran. Sistem buka-tutup jalur yang diterapkan dinilai tidak efektif karena justru menghambat akses wisatawan ke berbagai destinasi selain Telaga Sarangan, menyebabkan penurunan jumlah kunjungan yang signifikan.l

1. Rekayasa lalu lintas dinilai merugikan wisata alternatif

Rekayasa lalu lintas di pertigaan Sidorejo selama libur Lebaran. IDN Times/ Riyanto.

Salah satu pengelola wisata, Edy Sukocahyono dari Taman Wisata Genilangit, mengungkapkan bahwa jumlah pengunjung ke tempatnya selama tiga hari libur Lebaran hanya mencapai sekitar 1.500 orang, jauh di bawah harapan.

“Rekayasa lalu lintas yang paling tepat itu sebelum pandemi COVID-19. Saat itu, penyekatan dilakukan di depan Polsek Plaosan, dan wisatawan diarahkan ke selatan secara bertahap jika Telaga Sarangan penuh. Kebijakan tiga tahun terakhir ini kurang tepat,” ujar Edy, Kamis (3/4/2025).

Menurutnya, ketika Telaga Sarangan mencapai kapasitas maksimal, wisatawan seharusnya dialihkan ke destinasi lain seperti Genilangit, Alastuwo, dan Wonomulyo. Namun, kebijakan saat ini justru membuat wisatawan diputar balik di pertigaan Sidorejo, yang menyebabkan banyak dari mereka memilih kembali ke kota daripada melanjutkan perjalanan.

“Kami meminta evaluasi. Pengalihan arus seharusnya dilakukan di pertigaan depan Polsek Plaosan agar wisatawan tetap bisa menuju destinasi lain, bukan malah dipaksa kembali,” tegasnya.

2. Keluhan yang terus berulang

Rekayasa lalu lintas di pertigaan Sidorejo selama libur Lebaran. IDN Times/ Riyanto.

Keluhan serupa juga disampaikan oleh Teguh Hariyanto, pengelola Bumi Perkemahan Alastuwo. Ia menilai kebijakan lalu lintas yang berlaku saat ini menyebabkan wisatawan hanya terpusat di Telaga Sarangan, tanpa ada upaya untuk mendistribusikan kunjungan ke lokasi lain.

“Setiap tahun, wisatawan yang datang ke Magetan selalu difokuskan ke Telaga Sarangan. Padahal, jika terjadi kepadatan, mereka bisa diarahkan ke destinasi alternatif. Sayangnya, ini tidak dilakukan,” kata Teguh.

Menurutnya, wisata di Magetan seharusnya saling melengkapi, bukan bersaing satu sama lain. Ia juga menyayangkan bahwa keluhan yang sudah disampaikan sejak tahun lalu belum mendapatkan tanggapan yang berarti.

“Ironisnya, tahun lalu kami sudah menyampaikan hal yang sama, tapi tidak ada perubahan. Kami berharap ada evaluasi agar perputaran ekonomi tidak hanya terpusat di satu titik,” tambahnya.

3. Sisa libur lebaran yang tinggal 3 hari

Suasana hari libur lebaran di telaga Sarangan Magetan. IDN Times/ Riyanto.

Data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Magetan menunjukkan bahwa selama tiga hari pertama libur Lebaran 2025, jumlah pengunjung di Telaga Sarangan melonjak drastis:

1 April 2025: 11.004 pengunjung
2 April 2025: 17.811 pengunjung
3 April 2025: 16.834 pengunjung

Melihat lonjakan ini, para pelaku wisata berharap pemerintah segera mengevaluasi rekayasa lalu lintas di Sidorejo agar wisatawan lebih mudah mengakses destinasi alternatif. Mereka menyesalkan kondisi saat ini, di mana lonjakan wisatawan tidak bisa diserap maksimal oleh Magetan, tetapi justru menguntungkan daerah tetangga seperti Tawangmangu, Jawa Tengah.

“Masih ada sisa waktu libur tiga hari, kami berharap ada kebijakan yang lebih baik agar wisatawan juga mampir ke lokasi wisata lain di Magetan, bukan hanya ke Telaga Sarangan,” pungkas Edy.

Editorial Team