Pelaku Masuk RSJ, Kasus Pembunuhan Ojol di Madiun Dihentikan

Mira akhirnya diperiksa. Namun, saat dimintai keterangan seringkali mengatakan sesuatu yang berubah-ubah dan tidak masuk akal. Karena ada indikasi mengalami kelainan jiwa, maka dokter spesialis kejiwaan dari RSJ Rejoso, Nganjuk dan RSJ Ngawi dilibatkan.

"Saat ini yang bersangkutan masih rehabilitasi di Kediri karena menderita schzophrenia paranoid," kata Kasat Reskrim Polres Madiun AKP Logos Bintoro, Sabtu (5/10).

Berdasarkan informasi yang dihimpun IDN Times, Schizophrenia Paranoid merupakan gangguan kejiwaan yang menyebabkan seseorang mengalami halusinasi dan delusi (salah satu jenis gangguan mental serius). Oleh karena itu, polisi kesulitan dalam menginterogasi Mira. Perempuan ini juga dikhawatirkan melakukan tindakan yang sama kepada orang lain.
Mira pun direncanakan dirujuk di RSJ Lawang, Malang atau RSJ Menur, Surabaya untuk perawatan lebih lanjut. Rencana itu juga atas saran dari dokter RSJ Ngawi maupun RSJ Rejoso, Nganjuk yang sebelumnya menangani perempuan yang memiliki seorang anak itu.
Dengan demikian, kasus itu akan dihentikan. "Gelar perkara (perkara) ini akan kami lakukan," ujar Kasat Reskrim.

Ia menyebut rencana penghentian penyidikan kasus ini berdasarkan Pasal 44 KUHP. Di dalamnya menyatakan bahwa orang yang akalnya kurang sempurna atau sakit berubah akal tidak dapat mempertanggungjawabkan tindakan pidana yang dilakukannya.
Adapun bukti gangguan kejiwaan yang dialami Meri, Logos menyatakan bahwa keterangan yang disampaikan kepada polisi berubah-ubah dan terkadang tidak masuk akal. Selain itu, dengan data dari RSJ Rejoso, Nganjuk yang menyatakan Meri menjalani rawat jalan sejak 2018.