Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-10-01 at 12.43.55.jpeg
Evakuasi korban ambruknya Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Rabu (1/10/2025). Dok. Basarnas.

Intinya sih...

  • Proses evakuasi korban Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo makin sulit setelah gempa M 6,5 di Sumenep.

  • Korban semakin terhimpit akibat getaran gempa, membuat Tim SAR kesulitan melakukan evakuasi.

  • Galian lobang yang dibuat Tim SAR telah mencapai titik korban, namun kaki korban terjepit saat akan ditarik.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sidoarjo, IDN Times - Pasca gempa dengan kekuatan M 6,5 di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur pada Selasa (30/9/2025) malam, proses evakuasi korban Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo makin sulit. Getaran gempa membuat korban semakin terhimpit.

Kasubdit Pengerahan dan Pengendalian Operasi(RPDO) Basarnas, Emi Freezer, mengatakan, sebelum gempa, posisi bordes atau bagian data bangunan kurang lebih sekitar 15 sentimeter dari lantai. Korban masih bisa menggerakkan kepala. "Namun setelah pasca kegempaan semalam, posisi bordes turun signifikan, kurang lebih 10 sentimeter, Turun tinggal tersisih sekarang kita bayangkan berapa diameter lingkar kepala untuk anak usia rata-rata remaja. Ini kurang lebih sekitar 10 sampai 12," ujarnya saat Perscon di lokasi.

Posisi korban yang semakin terhimpit ini, kian menyulitkan Tim SAR untuk melakukan evakuasi. Pihaknya menyebut, segala peralatan canggih telah disiagakan, namun posisi korban dan runtuhan bangunan menjadikan proses evakuasi cukup sulit dilakukan.

"Sehingga dengan ketinggian ini kami ingin memberikan gambaran bahwa complicated kami kesulitan kami ini adalah bagaimana mempertahankan nyawa target tapi akses yang kita gunakan memang membutuhkan waktu yang lebih lama," terangnya.

.Kepala Basarnas, Marsda Mohammad Syafi'i menambahkan, galian lobang yang dibuatTim SAR gabungan untuk mengevakuasi telah mencapai titik korban. Terapi, saat korban akan ditarik, ternyata kaki korban terjepit. "Yang pasti sudah menyentuh titik korban, setelah kita lakukan penarikan, ternyata kakinya dalam kondisi terjepit, itu kondisi yang kita hadapi saat ini," tutur dia.

Tim SAR gabungan akan terus berusaha mencari cara agar korban segera terevakuasi. Terutama bagi korban yang masih memiliki tanda-tanda kehidupan. "Gorong-gorong yang kita bikin, itu space-nya sangat kecil dan konstruksinya sangar labil, jadi mohon doanya semuanya," pungkas dia.

Editorial Team