Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Petugas medis menyiapkan bed penanganan pasien COVID-19 di Surabaya. dok. Kominfo Surabaya.
Petugas medis menyiapkan bed penanganan pasien COVID-19 di Surabaya. dok. Kominfo Surabaya.

Surabaya, IDN Times - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, salah satu fenomena kasus COVID-19 varian omicron adalah banyaknya pasien yang masih anak-anak. Untuk itu, Eri pun meminta para orangtua tetap waspada agar tidak menularkan COVID-19 kepada anak-anaknya.

1. Kasus COVID-19 usia anak-anak di Surabaya mencapai 17,39 persen

Petugas medis menyiapkan bed penanganan pasien COVID-19 di Surabaya. dok. Kominfo Surabaya.

Eri menuturkan bahwa kasus COVID-19 pada anak-anak yang ada di Kota Surabaya ini kebanyakan berasal dari klaster keluarga. Awalnya, orangtua atau orang dewasa yang ada di keluarga tersebut terinfeksi COVID-19 akibat mobilitas tinggi. Kemudian, virus ini ditularkan kepada anak-anak melalui klaster keluarga.

"Rata-rata anak yang terpapar varian Omicron didominasi usia 5-17 tahun. Kasus Omicron pada anak, sebesar 17,39 persen dari total kasus Omicron yang terkonfirmasi di Kota Surabaya,” ujar Eri, Selasa (15/2/2022).

2. Anak-anak bisa terpapar di ruang publik

Ilustrasi anak-anak (IDN Times/Aryodamar)

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina menambahkan bahwa, selain klaster keluarga, anak-anak juga rentan terpapar COVID-19 dari aktivitas di ruang publik. Apalagi, kepatuhan anak-anak terhadap prokes memang belum bisa semaksimal orang dewasa.

“Kegiatan di tempat umum juga mendominasi kasus omicron pada anak-anak,” tutur Nanik

3. Anak-anak isolasi di HAH dengan didampingi orangtua

Petugas medis menyiapkan bed penanganan pasien COVID-19 di Surabaya. dok. Kominfo Surabaya.

Para pasien anak-anak ini kebanyakan diarahkan untuk menjalani isolasi terpusat (isoter) yang telah disediakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, yakni di Hotel Asrama Haji (HAH). Pasalnya, anak-anak yang terjangkit COVID-19 mayoritas tanpa gejala atau bergejala ringan.

"Ketika melakukan isolasi di HAH, orangtua dapat mendampingi anak-anak mereka di sana, hingga anak tersebut dinyatakan sembuh,” imbuh Nanik.

4. Kesembuhan COVID-19 anak-anak terbilang tinggi

Petugas sekolah memeriksa suhu tubuh siswa menggunakan termometer non kontak saat sosialisasi di Sekolah Tunas Global, Depok, Jawa Barat, Selasa (3/3/2020). Kegiatan tersebut sebagai upaya antisipasi Virus Corona pada usia dini dengan mengukur suhu tubuh saat memasuki sekolah dan mensosialisasi penggunaan masker yang benar saat sakit (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/pd)

Anak-anak ini diisolasi hingga sembuh yaitu sekitar 3-7 hari. Namun, tetap disarankan melanjutkan isolasi mandiri selama 10-14 hari untuk mencegah penularan COVID-19 dan memastikan tubuh sudah benar-benar sehat.

Berdasarkan catatan Nanik, pasien COVID-19 di usia anak-anak memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi. Hingga kini, belum ada pasien anak-anak yang memerlukan perawatan khusus akibat COVID-19.

“Namun, terkait dengan pelaksanaan vaksinasi booster pada sasaran anak masih menunggu instruksi dari Kemenkes RI,” pungkasnya.

Editorial Team