Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sejumlah aktivis lingkungan yang tergabung dalam Aliansi Komunitas Penyelamat Bantaran Sungai (Akamsi), Aksi Biroe dan Surabaya River Revolution menggelar aksi demonstrasi terkait produksi pabrik tahu Desa Tropodo yang menggunakan bahan bakar sampah plastik. (Dok. Ecoton).

Sidoarjo, IDN Times - Sejumlah aktivis lingkungan yang tergabung dalam Aliansi Komunitas Penyelamat Bantaran Sungai (Akamsi) telah menggelar audiensi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo terkait produksi tahu di Desa Tropodo yang menggunakan bahan bakar sampah plastik. Hasilnya, pihak pemkab melarang operasional produksi tahu sementara.

Koordinator Komunitas Surabaya River Revolution yang tergabung dalam Akamsi, Rio Ardiansa mengatakan, saat ini pemkab memberikan waktu dua minggu kepada pengusaha tahu untuk beralih ke sumber energi lain yang lebih ramah lingkungan.

Kendati demikian, Rio menegaskan bahwa pemerintah harus serius mencari solusi bagi pengusaha tahu yang telah menjadi ikon Kabupaten Sidoarjo.

"Pemerintah perlu memberikan pembinaan dan asistensi untuk membenahi proses produksi tahu, mewajibkan standar kualitas proses dan produk tahu, menjamin standar kebersihan dan perlindungan kesehatan pekerja dan masyarakat sekitarnya," ujarnya.

Editorial Team

Tonton lebih seru di