Sidoarjo, IDN Times - Proses pembongkaran runtuhan bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny sudah mencapai 50 persen, Jumat (3/10/2025) petang sekitar pukul 18.28. Walau begitu, petugas terus bekerja membongkar reruntuhan untuk mencari korban.
Pantauan IDN Times, berbagai alat berat dikerahkan untuk membersihkan lokasi kejadian. Alat berat yang dikerahkan itu salah satunya adalah eskavator.
"Ya untuk tadi siang juga saya sudah sampaikan ya sekitar 50 persen, ya (proses pembongkaran reruntuhan bangunan)," ujar Kepala Basarnas Surabaya, Nanang Sigit di lokasi.
Nanang memastikan, alat berat dilakukan untuk membuka reruntuhan bangunan yang menutupi area lantai dasar. Sebab, diduga banyak korban berada di lantai tersebut.
"Tapi sekali lagi bahwa menggunakan alat berat untuk membersihkan apa namanya, untuk menyingkirkan puing-puing runtuhan itu bukan berarti untuk secepatnya membuang bangunannya. Tapi membuka akses-akses di mana korban itu ada,"
Saat reruntuhan bangunan terbuka dan terlihat ada korban, proses pembersihan menggunakan alat berat dihentikan sementara. Petugas akan mengevaluasi korban terlebih dahulu.
"Begitu korban itu terlihat, dihentikan sementara kemudian dievakuasi. Kemudian akan dilanjutkan lagi setelah terbuka lagi akan evakuasi kembali," terang Nanang.
Nanang menyebut, bangunan yang ambruk saling berkaitan dengan bangunan lainnya. Sehingga, sebelum dilakukan pembersihan, pihaknya telah memotong bagian beton yang saling berkaitan itu.
"Kemudian setelah yang atas sudah di kerjakan, kemudian menggunakan pemotongan-pemotongan, saat itu pemotongan sudah di dilaksanakan," jelasnya.
"Makanya kemudian akses dari sinar matahari segalanya sudah masuk. Sehingga korban-korban itu sudah mulai terlihat, sehingga kami bisa mengakses dan mengevakuasi," imbuhnya.
Proses evakuasi ini dilakukan selama 24 jam non stop. Petugas akan bekerja secara bergantian.
"Masih terus berlanjut. Masih tetap dilangsungkan. Iya tetap 24 jam. Untuk sekarang bergantian. Iya, meskipun kami sambil mencari (korban)," pungkas Nanang.