Tradisi ziarah kubur jelang Ramadhan di TPU Desa Tapen Kecamatan Lembeyan, Magetan. IDN Times/ Riyanto.
Nyekar bukan sekadar rutinitas, tetapi juga warisan turun-temurun yang terus dijaga. Andik Siswanto, salah seorang warga, mengungkapkan bahwa tradisi ini telah diajarkan oleh para pendahulu dan akan terus diwariskan kepada generasi berikutnya.
"Kami melakukan nyekar setiap tahun, sebelum dan setelah Ramadan. Ini tradisi leluhur yang kami lestarikan, dan akan kami teruskan kepada anak-anak kami," ujarnya.
Masyarakat percaya bahwa bulan Ramadan adalah waktu yang penuh keberkahan, di mana doa-doa lebih mudah dikabulkan. Mereka berharap nyekar dapat menjadi jalan untuk memohon ampunan bagi orang-orang terkasih yang telah mendahului.
"Saya yakin doa kami untuk orang tua yang telah tiada akan diterima. Kami memohon agar mereka diberikan ampunan dan dijauhkan dari siksa kubur," kata Andik.
Hal senada disampaikan Mayasari, yang datang bersama anak dan keponakannya. Ia menilai nyekar bukan hanya untuk berdoa, tetapi juga cara memperkenalkan generasi muda pada sejarah keluarga.
"Dengan nyekar, anak-anak bisa mengenal kakek, nenek, dan buyut mereka. Ini juga bagian dari pendidikan keluarga agar mereka tetap menghormati leluhur," tuturnya.