Ilustrasi nelayan. (unsplash.com/Cassiano Psomas)
Menurut pengakuan Mukminin, PT Granting Jaya belum memberikan kejelasan tentang proyek reklamasi ini. Ia juga bercerita, dirinya belum pernah mendapat alternatif pekerjaan lain, seandainya nelayan kehilangan pekerjaan akibat proyek senilai Rp72 triliun ini.
"Ditawari jadi satpam, tukang sapu, atau kuli gitu ya maksudnya? Belum, belum pernah ada tawaran-tawaran seperti itu," terangnya saat ditemui IDN Times pada Rabu (7/8/2024) di kediamannya di daerah Wonorejo, Surabaya.
Seandainya ada tawaran alternatif, Mukminin mengaku keberatan jika harus meninggalkan pekerjaannya sebagai nelayan. Menurutnya, semua nelayan termasuk dirinya tidak terbiasa bekerja dengan waktu yang teratur, misalnya seperti pekerja kantoran yang harus mencari rezeki mulai pukul 08.00 hingga pukul 16.00.
“Nelayan kan kerjanya nggak dalam tekanan. Fleksibel aja. Kalau saya terbiasa bebas dan gak dalam tekanan, kayaknya (pekerjaan baru) itu gak nyaman,” ungkapnya.
Mukminin mengaku, barangkali tak hanya dirinya yang merasa tidak nyaman, tapi juga para nelayan lain. Mereka sudah terbiasa hidup bebas. Belum lagi faktor alam seperti musim panen yang menurut mereka cukup menjanjikan secara ekonomi.
"Nelayan itu ketika musim (panen) ya hasilnya bisa melebihi UMR. Tapi, kalau misalkan terjadi reklamasi, ya gak tahu, apa yang nelayan rasakan. Yang pasti, pendapatan akan menurun karena lahannya sudah gak ada," tuturnya.
Menurut pengakuan Mukminin, 1.000 hektar luas lahan yang hendak direklamasi bukanlah jumlah yang sedikit. Lahan seluas itu biasanya digunakan nelayan untuk mencari ikan, kerang, kepiting, dan hasil laut lain yang memiliki nilai jual.
“Nggak hanya saya, teman-teman nelayan itu intinya semua resah. Soalnya kan kita hidup dan makan gak dijamin PT Granting, pemerintah juga gak (menjamin). Kita berusaha sendiri, kita bergantung dengan alam," curhatnya.
Mukminin juga menegaskan, tidak semua nelayan mau beralih profesi, seandainya PT Granting Jaya menawarkan alternatif pekerjaan lain.
"Kalau diiming-imingi peluang kerjaan sama PT Granting, iya kalau cocok (pekerjaannya). Biasanya kan kami hidup bebas. Nggak semua orang mau (berganti profesi),” pungkasnya.