Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ujud Pranoto dan Sariyati, warga jalan Lumbung Hidup Kelurahan Ngegong Kota Madiun sebentar lagi tapaki tanah suci. IDN Times/ Riyanto.
Ujud Pranoto dan Sariyati, warga jalan Lumbung Hidup Kelurahan Ngegong Kota Madiun sebentar lagi tapaki tanah suci. IDN Times/ Riyanto.

Kota Madiun, IDN Times – Di tengah hiruk pikuk Kota Madiun, ada kisah sederhana namun luar biasa dari sepasang suami istri yang membuktikan bahwa mimpi besar bisa tercapai dengan tekad dan kesabaran. Adalah Ujud Pranoto dan Sariyati, warga jalan Lumbung Hidup Kelurahan Ngegong yang sehari-hari bekerja sebagai juru parkir dan pemilik warung soto lamongan 24 jam, yang sebentar lagi akan menapakkan kaki di tanah suci.

1. Kumpulkan uang sejak 2008

Ujud calon jamaah haji ini biasa markir di depan kantor Samsat Kota Madiun. IDN Times/ Riyanto.

Perjalanan mereka menuju Baitullah bukanlah kisah instan. Sejak tahun 2008, pasangan ini mulai menabung dengan niat tulus ingin menunaikan rukun Islam kelima. Setiap bulan, mereka menyisihkan Rp500 ribu dari hasil usaha kecil mereka. Hingga akhirnya, pada 2012, mereka resmi mendapatkan porsi haji.

"Sejak dapat porsi itu, semangat kami semakin besar. Kami mulai menabung harian, Rp50 ribu per hari untuk berdua," cerita Sariyati saat ditemui di warung sederhananya di Jalan Sumatra, Rabu (14/5/2025).

Namun, jalan mereka tidak selalu mulus. Saat pandemi Covid-19 melanda, usaha warung mereka ikut terdampak. Bahkan, lokasi berjualannya sempat tergusur karena proyek pembangunan. Untungnya, mereka mendapat tempat baru untuk berjualan. Di tengah situasi sulit itu, Ujud mengambil pekerjaan sebagai juru parkir di depan kantor Satlantas Polres Madiun Kota untuk menambah pemasukan.

"Rencana awalnya kami berangkat tahun 2020. Tapi pandemi membuat keberangkatan ditunda. Justru kami bersyukur karena saat itu kami benar-benar tidak punya penghasilan," kenang Sariyati.

2. Ujud mulai markir sejak jam 6 pagi

Editorial Team

Tonton lebih seru di