Mikrozonasi BMKG, Surabaya Berpotensi Gempa Sedang Hingga Tinggi

Surabaya, IDN Times - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali melakukan kajian mikrozonasi di Kota Surabaya untuk mengetahui potensi kegempaan. Hasilnya, Kota Surabaya berpotensi gempa sedang hingga tinggi.
1. BMKG menambah titik pengukuran mikrozonasi
.jpg)
Fungsional Madya Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Ariska Rudianto mengatakan, kajian tahun 2020, ada 8 titik pengukuran kedalaman batuan,120 titik pengukuran jenis batuan. Lalu, tahun 2023 telah menambah 70 titik baru pengukuran jenis batuan dan 9 titik baru untuk kedalaman batuan.
"Selain itu, akan dilaksanakan juga penambahan metode kajian yaitu pengukuran parameter anomali percepatan gravitasi pada 400 titik yang tersebar di seluruh wilayah kota Surabaya," ungkapnya.
2. Potensi gempa bumi berasal dari sesar selatan pulau jawa

Ia menyebut, potensi gempa bumi di Kota Surabaya lebih banyak berasal di sesar selatan pulau Jawa, bukan sesar Surabaya ataupun sesar Waru.
"Selatan pulau Jawa lebih aktif lebih besar potenisnya, tapi yang dipikirkan adalah dampak di Kota Surabaya," ungkapnya.
Aris menuturkan, dampak yang dimaksud adalah kerusak gedung akibatyang dapat menimbulkan korban. Untuk itu, pemilik bangunan sebelum membangun perlu memperhatikan peraturan daerah berdasarkan hasil kajian mikrozonasi.
"Tidak perlu di khawatirkan gempa seperti Turki terjadi di Surabaya asalkan kita patuh pada peraturan yang ada. Peraturan Sebetulnya sudah bagus, tinggal penerapannya yang ketat dan disiplin bagi masyarakat dan pengembang," katanya.
Ia menyebut, hasil kajian mikrozonasi juga menyebut, tanah lunak mendominasi kota Surabaya. Kemudian tanah sedang tersebar di wilayah barat daya, selatan dan utara kota Surabaya.
"Sedangkan tanah keras di sebagain kecil di utara Kota Surabaya," tutur Aris .
3. Kajian mikrozonasi digunakan untuk rekomendasi bangunan

Kajian mikrozonasi ini nantinya dapat menjadi rekomendasi pemilik gedung sebelum melakukan pembangunan. Mereka dapat mengetahui material tahan gempa yang bisa digunakan. "Nantinya akan diterapkan, berguna untuk masyarakat dan stakeholder di kota Surabaya," terang dia.
Sementara itu, plt Kepala BPBD Kota Surabaya, Eddy Christijanto mengatakan kajian mikrozonasi dapat digunakan untuk memitigasi dampak gempa bumi di Surabaya. Sehingga, korban jiwa akibat gempa bumi bisa diminimalisir.
"Hasil membuat bangunan sesuai kontur tanah. Kontur tanah kita lunak. Mungkin kedalam pondasi sampai berapa. Besinya ukuran berapa, campuran bahannya. Tujuannya menyelamatkan warga kota Surabaya. Sekali lagi warga tidak takut thp bencana alam," ujar Eddy.